Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menyerap dana Rp10 triliun dari lelang empat seri Surat Utang Negara untuk memenuhi sebagian pembiayaan dalam APBN dengan total penawaran yang masuk mencapai Rp15,1 triliun.
Keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Fiskal Kementerian Keuangan yang diterima di Jakarta, Selasa, menyebutkan bahwa lelang ini telahmencapai target indikatif yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp10 triliun.
Dari lelang tersebut, jumlah yang dimenangkan untuk seri SPN03150701 mencapai Rp1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,40205 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 1 Juli 2015 ini mencapai Rp3,5 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi ini mencapai 5,35 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,25 persen.
Untuk seri SPN12160401 jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,113 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 1 April 2016 ini mencapai Rp2,9 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi ini mencapai 5,95 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,0 persen.
Untuk seri FR0070, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp3,9 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,43877 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Maret 2024 ini mencapai Rp4,99 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,375 persen ini adalah 7,4 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk 7,64 persen.
Untuk seri FR0068, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp3,1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,77844 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Maret 2034 ini mencapai Rp3,77 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,375 persen ini adalah 7,7 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk 7,93 persen.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015