Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore bergerak melemah sebesar 20 poin menjadi Rp12.982 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.962 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa indeks dolar AS masih kokoh dalam penguatannya terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah menjelang rapat moneter bank sentral Eropa (ECB) pada pekan ini.

Menurut Ariston, penguatan indeks dolar AS masih terkait dengan perbedaan kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve) dengan bank sentral negara maju lainnya.

"Federal Reserve masih diekspektasikan menaikkan tingkat suku bunga (fed fund rate) tahun ini, sementara bank sentral lainnya masih sedang menjalankan kebijakan pelonggaran moneter untuk memperbaiki ekonominya," katanya.

Ia mengemukakan bahwa Amerika Serikat akan mengumumkan data Non-farm Payrolls AS versi ADP (Automatic Data Processing), data non-manufaktur AS, data stok minyak mentah mingguan AS, serta pidato dari Presiden Bank Sentral AS cabang Chicago tentang outlook moneter.

"Data itu akan memberikan volatilitas ke pasar keuangan. Sejauh ini, ekspektasi data AS masih mengalami perbaikan," katanya.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan bahwa laju rupiah berbalik arah ke area negatif terhadap dolar AS setelah sempat mengalami kenaikan pada sesi pagi tadi meski tipis.

"Dolar AS masih diminati investor pasar uang karena ekspektasi kenaikan suku bunga AS (fed fund rate) masih cukup kuat, meningkatnya fed fund rate dapat meningkatkan imbal hasil investasi disana," kata Reza.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu (4/3) ini tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp12.963 dibandingkan hari sebelumnya, Selasa (3/3) di posisi Rp12.62 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015