Islamabad (ANTARA News) - Pakistan pada Senin menguji tembak peluru kendali jelajah, yang mampu membawa hulu ledak nuklir, hanya sepekan lebih sesudah pesaing utamanya, India, mencapai kesepakatan baru nuklir damai dengan Amerika Serikat.
Tentara menggambarkan Ra'ad, buatan dalam negeri, sebagai peluru kendali cerdas terbang rendah, yang dapat melepaskan hulu ledak nuklir atau konvensional ke sasaran hingga 350 kilometer dengan sangat tepat.
Kesepakatan tercapai dalam kunjungan Presiden Barack Obama ke New Delhi itu memecahkan kebuntuan bertahun-tahun mengenai perjanjian tenaga atom damai di antara kedua negara tersebut.
Tapi, itu mengundang kecaman dari Pakistan, yang menyatakan kesepakatan tersebut dapat mengacaukan keamanan Asia Selatan.
Amerika Serikat dan India pada 2008 menandatangani kesepakatan bersejarah, yang memberikan India jalan ke teknologi nuklir damai, tapi sejak itu tertahan oleh kekhawatiran negara adidaya tersebut mengenai undang-undang ketat India tentang kewajiban jika terjadi kecelakaan nuklir.
India dan Pakistan sama-sama bersenjata nuklir, di samping mengelola pembangkit listrik atom damai. Mereka terlibat tiga kali perang sejak merdeka dari Inggris pada 1947.
Pakistan dan India pada awal tahun ini saling tukar daftar tempat nuklir, seperti yang diamanatkan perjanjian, yang melarang kedua negara itu saling serang sarana atom masing-masing ketika terjadi perang, kata pejabat.
Pertukaran setiap tahun pada hari Tahun Baru itu terwujud karena perjanjian 1988. Kedua negara tetangga tersebut juga menyediakan saluran telepon untuk menghindarkan kemelut nuklir tak terduga.
Daftar itu diserahkan pejabat Komisi Tinggi Pakistan dan India di New Delhi dan Islamabad, kata pernyataan kementerian urusan luar negeri Pakistan.
Kedua negara itu juga bertukar daftar tahanan bukan tentara di bawah perjanjian 2008.
"Kementerian luar negeri menyerahkan daftar 526 tahanan, termasuk 50 warga dan 476 nelayan, di Pakistan kepada Komisi Tinggi India di Islamabad," kata kementerian luar negeri Pakistan.
"Daftar serupa menyangkut tahanan warga Pakistan di penjara India juga diserahkan kepada Komisi Tinggi Pakistan di New Delhi," kata pernyataan itu, tanpa menyebut jumlah.
(Uu.SYS/C/B002/B/C003) 03-02-2015 06:40:13
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015