... ke sini untuk membuktikan pada pemerintah Indonesia bahwa nuklir di sini sesuai dengan prosedur IAEA...Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Yukiya Amano, mengatakan, pengelolaan nuklir di Indonesia sesuai prosedur yang diterapkan badan atom dunia itu.
"Saya datang ke sini untuk membuktikan pada pemerintah Indonesia bahwa nuklir di sini sesuai dengan prosedur IAEA," ujar Amano, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan dalam dunia ketenaganukliran, Indonesia patut berbangga karena disegani di dunia internasional.
Indonesia unggul dalam penguasaan teknologi nuklir di bidang pangan. Produk teknologi varietas tanaman padi dan kedelai diakui memiliki keunggulan yang signifikan dalam meningkatkan produktivitas pangan.
Amano menjelaskan pascabocornya reaktor nuklir Fukushima, IAEA menekankan pentingnya pengelolaan nuklir yang aman.
"Siap atau tidaknya Indonesia membangun PLTN tergantung negara itu sendiri," jelas dia.
Yukiya juga menilai Indonesia merupakan mitra penting IAEA, karena penguasaan nuklir yang andal.
Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional, Djarot S Wisnubroto, mengatakan, kunjungan Amano untuk mendukung program pengembangan teknologi nuklir di Tanah Air secara luas.
"Yaitu penerapan nuklir untuk kesehatan, kemaritiman, dan pembangkit listrik."
Dia menjelaskan kedatangan Amano ikut mendorong dan meyakinkan seluruh pemangku kepentingan bahwa pemanfaatan iptek nuklir mampu memberikan kontribusi besar dalam program kedaulatan pangan.
"Indonesia merupakan salah satu negara yang tergabung dalam keanggotaan IAEA. Indonesia bersama 57 negara lainnya suda menjadi anggota dam selalu aktif berpartisipasi dalam berbagai forum yang diselenggarakan IAEA," papar Djarot.
Dalam kesempatan tersebut, Yukiya melihat langsung Laboratorium Non-Destructive Investigation (NDI) yang dimiliki Batan.
"Kunjungan Dirjen IAEA ini merupakan suatu kehormatan bagi Indonesia sebagai negara anggota yang aktif dalam penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir," terang lelaki berkacamata itu.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015