Jakarta (ANTARA News) - Plt Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Djoko Murjatmodjo mengatakan, berbagai pihak terkait terus memaksimalkan pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 rute Surabaya-Singapura yang hilang kontak, Minggu (28/12).
"Hari ini kita terus memaksimalkan yang ada untuk pencarian," kata Djoko Murjatmodjo dalam wawancara dengan salah satu stasiun televisi swasta di Jakarta, Senin pagi.
Ia mengungkapkan bahwa di lautan yang diperkirakan menjadi lokasi terakhir pesawat terdapat "traffic" yang cukup padat tetapi diharapkan arus pelayaran yang ada tidak menghambat proses pencarian.
Selain itu, ujar dia, kapal-kapal yang ada di sekitar lokasi seperti kapal nelayan juga diharapkan bisa membentu dalam memberikan informasi sehingga bisa diperoleh titik cerah dalam pencarian tersebut.
"Kami juga harapkan mendapat informasi dari masyarakat," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma Hadi Tjahjanto mengatakan, pihaknya hari ini tetap mengerahkan sebanyak lima pesawat dengan berkoordinasi dengan pihak Badan SAR Nasional (Basarnas).
Sejumlah pesawat yang dikerahkan TNI AU antara lain Pesawat TNI AU AI 7303/Boeing 737 untuk pemantauan, pesawat Hercules 1323/C130, dan Helikopter Puma HT 3310. "Seluruh koordinasi diserahkan kepada Basarnas, nanti yang mengatur juga Basarnas," katanya.
Menurut dia, pada pencarian Minggu (28/12) cuaca di atas Pulau Galang masih "clear" (jelas) sedangkan saat berada di atas pulau Serutu, kondisi cuaca yang ada awan mulai banyak.
Namun, ia mengemukakan untuk saat ini diharapkan berdasarkan informasi yang telah diterima bahwa cuaca yang ada pada hari ini mudah-mudahan cukup bagus untuk melakukan pencarian.
Untuk pencarian, Hadi mencontohkan seperti pesawat TNI AU Boeing 737 mampu terbang cukup tinggi hingga sekitar 10.000 kaki sehingga dapat melakukan pemantauan yang mencakup banyak area.
Sebagaimana diberitakan, Basarnas juga telah membentuk Posko Pusat di Kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta, dan juga terdapat Posko Taktis yang berada di Pangkal Pinang, Bangka Belitung.
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014