Semarang (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan program pengembangan tol laut segera dirintis, diawali dengan pembenahan sistem pelayaran kapal barang mulai tahun depan.
"Begini, sebenarnya karena kita negara kepulauan terbesar di dunia, penggunaan transportasi berbasis perairan atau laut juga harus tinggi. Kalau ga, dihubungkan pakai apa?," katanya di Semarang, Kamis.
Hal tersebut diungkapkannya usai meninjau Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, di antaranya Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS), terminal penumpang, hingga menyempatkan naik ke menara mercusuar.
Menurut mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) itu, selama ini hampir seluruh kapal penumpang di berbagai wilayah Indonesia sudah terjadwal pelayarannya meski mungkin ada keterlambatan.
"Kalau kapal penumpang, hampir seluruh wilayah Indonesia terjadwal. Jadi, berangkat hari apa, jam berapa, ya, mungkin telat-telat, tapi ada jadwalnya. Berbeda dengan kapal barang," tukasnya.
Kondisi transportasi kapal barang untuk perairan wilayah Barat Indonesia, kata dia, pelayarannya sudah terjadwal, tetapi berbeda dengan perairan wilayah Timur yang banyak belum terjadwal pelayarannya.
"Di perairan Barat Indonesia, terjadwal kapal barang berangkat kapan, datang kapan, jenis kapal apa, muat berapa, itu ada. Namun di Timur banyak yang tidak ada, terutama di daerah-daerah kecil," katanya.
Makanya, ia mengatakan mulai tahun depan akan dicarikan anggaran perintis yang mendorong pembangunan "freightliner", yakni kapal angkutan barang terjadwal sehingga tingkat kepastiannya lebih tinggi.
Jadi, kata dia, harga barang di wilayah Timur tidak menjadi "gila-gilaan" seperti sekarang yang sebenarnya disebabkan tidak ada kepastian jadwal pelayaran, terutama ke pulau-pulau kecil di wilayah Timur.
Selain itu, Jonan juga mengatakan akan diusulkan pembangunan 24 pelabuhan, baik baru atau pengembangan kapasitas pelabuhan yang sudah ada, tersebar dari wilayah Timur maupun Barat Indonesia.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014