Jakarta (ANTARA News) - Usai sudah lomba 2014, setelah tiga pebalap Jagonya Ayam with Carlin Dallara Volkswagen memperagakan kepiawaian mereka membalap dalam 11 putaran sebanyak 33 race dan berhasil menempatkan diri di urutan kedua klasemen tim musim ini.

Pada klasemen pebalap, Tom Blomqvist dari Inggris menempatkan diri di urutan kedua klasemen akhir dengan mengumpulkan nilai 420, di bawah Estaben Ocon (Prancis) dari Prema Powerteam yang bermarkas di Italia dengan koleksi 478 poin.

Pengemudi mobil berwarna kuning lainnya, Antonio Giovinazzi asal Italia, berada di urutan keenam dengan nilai total 238, sedangkan pebalap Jakarta Sean Gelael di tangga 18 (25 poin) dari 26 pebalap yang berada pada daftar peraih poin.

Balapan Kejuaraan FIA F3 Eropa sejak 19 April hingga 19 Oktober 2014 itu diikuti 30 pebalap dari 17 negara, di antaranya ada delapan pebalap rookie, sedangkan dari Asia Pasifik diwakili Sean Gelael, yang mengawali debut balapnya mulai dari hobi hingga akhirnya kini menjadi pebalap profesional.

Jagonya Ayam menjadi pembicaraan hangat ketika mulai dikenalkan, dan banyak yang menanyakan arti dari Jagonya Ayam.

Frasa bahasa Indonesia itu yang diterjemahkan bebas "The Taste of Chiken" akhirnya menjadi tim yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Mereka menjadi tim Kuning, ketiga mobilnya berwarna kuning, yang selalu mengejutkan di antara 11 tim yang mengikuti perlombaan bergengsi sebagai anak tangga menuju Formula Satu itu.

Dengan didukung tim berpengalaman Carlin yang menelurkan banyak pebalap tangguh di perlombaan IndyCar, WTCC dan DTM, serta F1, di antaranya Sebastian Vettel, Daniel Ricciardo, Kevin Magnussen dan Max Chilton, Jagonya Ayam berada di urutan kedua klasemen tim untuk musim 2014.

Urutan pertama Prema Power Team yang bermarkas di Italia, yang diperkuat Estaben Ocon kelahiran Eureux, Prancis, pada tanggal 19 September 1996, yang tampil sebagai juara FIA F3 Eropa untuk musim 2014.

Max Verstappen, kelahiran Hasselt, Belgia, 30 September 1997, yang bernaung dalam tim Van Amersfoort Racing yang bermarkas di Belanda, berada di urutan ketiga klasemen pebalap dengan nilai 411 poin. Pebalap paling muda ini menimbulkan kontroversial karena masuk dalam tim Toro Roso untuk berlaga di ajang Formula Satu mulai 2015.

Sean Gelael menyelesaikan kompetisi tahun kedua di ajang lomba Kejuaraan Formula 3 Eropa 2014 dan sebagai pebalap pertama Indonesia yang menyentuh sembilan finis 10 besar sehingga berada di urutan 18 klasemen akhir dari 30 yang mengikuti seri lomba itu.

Kesembilan finis 10 besar bagi pebalap yang berhak mendapatkan poin itu diperolehnya di Pau (Prancis) saat berada pada urutan ke-10 pada Race 1, disusul Hungaroring (Race 1 urutan 10), Norisring, Jerman (Race 1 urutan 9 Race 2 urutan 6), Red Bull Ring, Austria (Race 2 urutan 7 Race 3 urutan 10), Imola, Italia (Race 1 urutan 10) dan di Hockenheim, Jerman, (Race 1 urutan 10 dan Race 2 urutan 8).

Sean tidak finis (DNF) hanya lima kali dari 33 race sepanjang 2014, yakni sembilan finis di urutan 10 besar dari sisanya finis di luar urutan 10 besar.

Pada satu-satunya laga Kejuaraan British F3 yang diikutinya pada tahun 2014 di Spa Franchorchamps, Belgia, Sean berada di urutan kedua pada Race 1, kemudian pada Race 2 di urutan ketiga dan pada Race 3 di urutan 2.

Pada musim pertamanya 2013 di ajang lomba itu, pebalap rookie Sean berlaga dalam 10 putaran Fia F3 Eropa, empat putaran F3 Inggris, Master F3 di Belanda, serta Kejuaraan F3 Macau sehingga dia melakoni 45 race sepanjang musim.

Pada semua perlombaan seri FIA F3 Eropa 2013, Sean hanya empat kali tidak finis (DNF), yaitu pada Race 3 di Brand Hatch (19/5), pada Race 3 di Norisring (14/7), serta pada Race 1 dan 3 di Vallelunga (12--13/10).

Ketika berlomba untuk pertama kalinya (putaran pertama) di Monza 23 Maret, pebalap belia itu langsung melejit di urutan ke-14 pada Race 1. Dia berada di urutan 13 pada sesi latihan bebas di Silverstone (13-14/4) dan pada QTT Race 3 di Brand Hath di urutan 12 (13-14/7) dan di Norisring pada Race 3 di urutan ke-15.

Di Nurburging pada Race 3, juara dua Formula Pilota China itu menempati tangga ke-13. Pada latihan bebas pertama di Vallelunga dia bahkan berada di urutan ketujuh tercepat (12--13/10).

Pada Race 3 lomba terakhir di Hockenheim, 20 Oktober 2013, pelajar yang masih setingkat SMA itu berada di urutan 13, sama dengan posisinya ketika berlaga di Nurburging. Semua sirkuit yang digunakan untuk perlombaan FIA F3 Eropa itu baru bagi Sean, satu-satunya peserta dari negara Asia yang hampir setiap akhir minggu adu cepat di antara 29 pebalap yang lebih senior dan lebih berpengalaman dari juara karting nasional dan Asia itu.

Ia menyabet dua podium dalam dua hari pada perlombaan British F3 International di Sirkuit Silverstone, 25--26 Mei 2013, merupakan pemegang rekor pebalap termuda yang naik podium pada kejuaraan internasional itu.

Pebalap termuda sebelumnya adalah Nelson Pique Jr dalam usia 16 tahun delapan bulan 12 hari, tetapi dipertajam Sean dengan naik podium pada usia 16 tahun enam bulan 24 hari.

Kiprah 2014

Sean Gelael secara menakjubkan berada di urutan keenam, yakni yang terbaik dalam kariernya mengikuti perlombaan Kejuaraan FIA Formula 3 Eropa 2014, yang berlangsung di sirkuit jalan raya Norisring, Jerman, 28 hingga 29 Juni.

Sebagai salah satu penantang terkuat, Sean bersama tim Jagonya Ayam with Carlin Dallara-Volkswagen, pada Race 1 berada di urutan kesembilan, kemudian pada Race 3 berada di tangga keenam.

Catatan sejarah sebelumnya sudah tertoreh ketika satu-satunya pebalap Asia, Sean Gelael dari Indonesia, masuk dalam jajaran 10 besar pada Kejuaraan FIA Formula 3 Eropa setelah melakoni lomba pada event ke-19.

Pada putaran ketiga di Pau, Prancis, setelah Silverstone dan Hockenheim, poin perdana pun pecah para laga Race 1 yang bertepatan pada event ke-19, kendati Sean gagal (DNF) pada dua race berikutnya.

Pada perlombaan yang diikuti 30 pebalap itu, pebalap yang berada dalam urutan finis 10 besar yang mendapat poin, mulai dari juara pertama hingga urutan 10 dengan satu (1) poin.

Di lintasan sempit yang sulit untuk menyalib lawan di Pau, Sean mengawali laga dengan berada di posisi start 11 hasil kualifikasi, merupakan yang terbaik yang dilakukannya di Eropa.

Awal perlombaan amat menegangkan ketika Sean berhasil naik ke urutan kesembilan dan kendati disalib lawan, dia mampu melakukan tugasnya dengan baik, membawa tim Jagonya Ayam with Carlin Dallara-Volkswagen ke urutan ke-10 saat menyentuh garis finis.

Perlombaan Minggu malah merupakan momen hebat bagi Sean karena pada hari Jumat dia diserang flu dan hanya mampu berada di urutan 18 pada sesi kualifikasi untuk Race 1.

"Akan tetapi, kami tetap agresif bersaing," katanya ketika itu.

Ketika itu, ayahanda Sean, Ricaro Gelael, mengatakan bahwa secara keseluruhan Sean mengalami banyak kemajuan dari sisi teknis mau pun dalam hal memberikan masukan kepada enjiner.

"Ini membuat kendaraan lebih baik dan kepercayaan dirinya semakin tinggi," kata Ricardo.

Target terpenuhi

Trevor Carlin, pemilik tim Carlin yang dikenal sebagai godfather motorsport junior, menyatakan amat terkesan dengan penampilan Sean Gelael pada tahun keduanya di Eropa.

Carlin berpartisipasi tidak saja di ajang Formula 3, tetapi juga di GP2, GP3 dan Formula Renault 3.5. Dia mencetak banyak pebalap Formula 1 yang sedang berlaga saat ini, dalam 17 tahun pengalamannya, sejak tim Carlin mulai berkompetisi, termasuk di antara Sebastian Vettel, juara dunia 2010--2013.

"Target kami adalah membawa Sean ke posisi 10 besar sesering mungkin, dan ini sudah kami lakukan sekarang," katanya.

Tahap berikutnya adalah membuat Sean lebih sering berada di posisi 10 besar saat start, dan dari sana kita bisa menargetkan untuk finish di posisi enam besar. Ini merupakan tahapan yang realistis, ujar pemilik tim kondang itu.

Ia menilai kemajuan paling siknifikan Sean adalah dari sisi kejiwaan, yaitu meningkatnya rasa percaya dirinya.

"Ini semua terjadi sebagian besar karena rasa percaya diri dan keyakinan diri," kata Trevor.

Dengan timnya tahun lalu, kata Trevor, Sean tidak memiliki pebalap berpengalaman sebagai referensi, tetapi dia memilikinya pada tahun ini. Oleh karena itu, pihaknya bisa membantunya. Sean sangat baik dalam mendengarkan dan melakukan apa yang diminta untuk dilakukannya.

"Sean bertarung dalam suatu kejuaraan yang sangat kompetitif tahun ini. Untuk berada di posisi 10 besar, pebalap harus membuktikan benar-benar bahwa dia pantas berada di sana," komentar Trevor.

"Satu lagi yang utama," lanjut dia, "sekarang Sean sudah pindah ke Inggris untuk melanjutkan pendidikannya sehingga akan membuat dia menjadi lebih baik lagi dalam hal mengelola waktunya."

Di dunia ini, menurut Trevor, yang terpenting untuk mendapatkan sesuatu harus diawali dari niat.

Sean Gelael yang berusia 18 tahun pada tanggal 1 November 2015 mencanangkan bahwa cita-citanya tetap berlaga di ajang kejuaraan Formula Satu.

"Tujuan saya tentu berlaga di ajang F1. Akan tetapi, itu tentu tidak gampang. Hanya 21 pebalap saja di dunia yang masuk F1. Untuk mencapai hal tersebut, saya akan berusaha terus menjadi yang terbaik," kata Sean dalam acara Meet & Greet di KFC Kemang Jakarta Selatan, Selasa (12/8/2014).

Untuk menjadi pebalap pertama dari Indonesia yang berlaga di ajang lomba Formula Satu, merupakan kerja ekstra keras bagi Sean, dan rakyat Indonesia tentu akan mendoakannya. (*)

Oleh A.R. Loebis
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014