... kita harus sepakat. Saya, wartawan, semua sepakat gunakan satu slogan yang kuat untuk Indonesia... "
Jakarta (ANTARA News) - Hal pertama yang dipikirkan dan diungkap Menteri baru Pariwisata, Arief Yahya, kepada pers sehari setelah dilantik di Kabinet Kerja, adalah mempertimbangkan brand atau slogan baru untuk pariwisata Indonesia. Indonesia WOW?
Sebelumnya, Indonesia menggunakan slogan Wonderful Indonesia sejak 2011, menggantikan Visit Indonesia.
"Akan kami pikirkan. Kalau tetap (slogan lama), akan saya luncurkan ulang. Kalau ada yang baru akan saya luncurkan. Apakah akan gunakan Wonderful Indonesia atau Remarkable Indonesia, yang pasti tidak boleh terlalu banyak," katanya, di Jakarta, Selasa.
Dia katakan itu usai serah terima jabatan di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dengan pendahulunya, Mari Pangestu.
Menurut Yahya yang bekas pucuk pimpinan PT Telkom Tbk itu, guna memaksimalkan fungsinya, sogan pariwisata Indonesia harus satu. Artinya, slogan harus secara sepakat digunakan semua kalangan.
"Misalkan Indonesia WOW (World of Wonderful). Tapi kita harus sepakat. Saya, wartawan, semua sepakat gunakan satu slogan yang kuat untuk Indonesia," ujarnya.
Slogan pariwisata sudah lama diterapkan di berbagai belahan dunia. Malaysia, misalnya Malaysia, yaitu Truly Asia, yang disebut-sebut slogan pariwisata tersukses di Asia. Pasalnya, slogan itu telah menarik hingga 28 juta wisatawan mancanegara dan meraih penghargaan Best Long Term Marketing and Branding Campaign Gold Awards pada 2008.
Di balik itu, dana promosi dan jaringan media massa yang digeluti Malaysia untuk menyukseskan brand Truly Asia-nya itu juga sangat banyak dan luas. Di antaranya adalah jaringan televisi CNN dan National Geographic.
Slogan pariwisata lain di Asia, misalnya The Green Heart of Borneo (Brunei Darussalam), Cambodia, Kingdom of Wonder (Kamboja), Simply Beautiful (Laos), Mystical Myanmar (Myanmar), It's More Fun in the Philippines (Filipina), Your Singapore (Singapura), Amazing Thailand, Always Amazes You (Thailand), dan Timeless Charm (Vietnam).
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014