Serangan udara ini, yang dilancarkan oleh pesawat F-15E Stike Eagle, F/A-18 Super Hornet dan MQ-1 Predator, telah membantu mencegah gerak maju pasukan ISIL di sekitar Sinjar dan di daerah barat Arbil."
Washington (ANTARA News) - Serangan udara AS untuk sementara telah memperlambat momentum petempur fanatik, tapi tampaknya tak akan menghentikan gerak majunya secara keseluruhan, kata seorang pejabat Departemen Pertahanan AS pada Senin (11/8).
Ia menambahkan bahwa Amerika Serikat tak memiliki rencana untuk memperluas aksi udaranya saat ini, lapor Xinhua.
Pesawat Angkatan Laut dan Angkatan Udara AS melancarkan 15 serangan udara sejak Presiden Barack Obama pada Kamis (7/8) memberi militer wewenang untuk memberi bantuan kemanusiaan kepada pengungsi di Gunung Sinjar di Irak Utara dan melancarkan serangan untuk melindungi pasukan dan warga negara AS di dalam dan luar Arbil, kata William Mayville, Direktur Operasi bagi Kepala Staf Gabungan, selama satu taklimat.
"Serangan udara ini, yang dilancarkan oleh pesawat F-15E Stike Eagle, F/A-18 Super Hornet dan MQ-1 Predator, telah membantu mencegah gerak maju pasukan ISIL di sekitar Sinjar dan di daerah barat Arbil," katanya.
Meskipun serangan udara AS di Irak Utara telah memperlambat tempo operasional ISIL dan untuk sementara mengganggu gerak maju mereka ke arah Arbil, Mayville mengatakan, "Serangan tersebut tampaknya tidak mempengaruhi kemampuan ISIL secara keseluruhan atau operasinya di daerah lain Irak dan Suriah".
"Saya kira, di daerah tempat kami telah memusatkan serangan dan sekitarnya, kami untuk sementara telah membuat pengaruh," kata Letnan Jenderal tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua. Ia menambahkan ISIL masih bermaksud menguasai dan merebut wilayah di seluruh Irak. ISIL, katanya, juga akan terus menyerang pasukan keamanan Kurdi dan Irak, kaum Yazidi, dan kelompok lain masyarakat minoritas.
Namun, ia menyatakan saat ini tak ada rencana untuk memperluas aksi udara ke luar kegiatan bela-diri.
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014