Jakarta (ANTARA News) - Badan Usaha Milik Negara, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, bukan saja menjadi perusahaan semen terbesar di Indonesia, tetapi telah merajai pasar ASEAN dan bersiap memperluas ekspansi ke kawasan Asia bahkan Afrika.
Presiden Direktur PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Dr Ir Dwi Soetjipto MM di Jakarta, Senin menyebutkan perusahaan BUMN yang dipimpinnya terus meningkatkan kapasitas produksi, melakukan efisiensi pembiayaan, memperluas distribusi, dan mempertahankan citra perusahaan.
Ia menjelaskan, memasuki pasar bebas ASEAN pada 2015, dari kapasitas produksi, perusahaannya menargetkan produksi semen sebanyak 31,8 juta ton pada 2014 dan menjadi 37,8 juta ton pada 2016 dengan penambahan produksi dari pabrik di Sumbar dan Jateng.
Selain itu akan ada peningkatan produksi sebesar dua juta ton dari berbagai pabrik yang ada. Ditambah 1,2 juta ton dari pabrik yang akan dibangun di Myanmar.
"Jadi bisa berproduksi 41 juta ton pada 2017," kata pemimpin perusahaan yang memiliki hobi silat dan memetik gitar itu.
Ia mengatakan bahwa Semen Indonesia telah mengalahkan kompetitornya, The Siam Cement Group asal Thailand, sejak awal 2013 dalam kapasitas produksinya. Perusahaan pesaing itu memiliki produksi sebanyak 27 juta ton.
Mengenai ekspansi ke pasar internasional atau global, Dwi Soetjipto menjelaskan perusahaannya melakukan berbagai langkah peningkatan terus menerus dalam produksi, pemasaran, sumber daya manusia, dan sisi finansial.
Ia mengatakan dengan aset investasi sebesar Rp46,5 triliun, Semen Indonesia siap memperluas ekspansi ke berbagai kawasan di Asia seperti Bangladesh dan Srilanka, bahkan menembus ke Afrika.
"Afrika merupakan kawasan yang terus menerus bertumbuh," katanya.
Semen Indonesia memiliki sejumlah anak perusahaan yakni PT Semen Gresik dengan empat pabriknya di Jatim, PT Semen Padang dengan empat pabriknya di Sumbar, PT Semen Tonasa dengan empat pabrik di Sulsel, dan Thang Long Cement di Vietnam.
Pewarta: Budi Setiawanto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014