Kiev (ANTARA News) - Pemimpin sementara Ukraina Kamis memperingatkan Angkatan Laut Rusia di Crimea agar menahan pasukannya di pangkalan mereka, sesudah orang-orang bersenjata pro-Rusia menguasai gedung-gedung pemerintah di ibu kota semenanjung tersebut Simferopol.


"Gerakan pasukan apapun akan dianggap sebagai agresi militer," kata penjabat presiden Oleksandr Turchynov kepada parlemen. Armada Laut Hitam Rusia dipangkalkan di kota Crimea Sevastopol, lapor AFP.


Lusinan orang-orang bersenjata berseragam tempur menguasai parlemen dan gedung-gedung pemerintah di semenanjung Crimea Ukraina yang bergejolak Kamis ketika para anggota legislatif di Kiev akan menyetujui kabinet pro-Barat negara bekas Soviet yang terpecah.


Serangan fajar terjadi sehari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan latihan kesiapan tempur mendadak dekat perbatasan Ukraina, yang meningkatkan kekhawatiran Kremlin menggunakan kekuatan militernya untuk mempengaruhi hasil akhir krisis tiga bulan yang telah menghadapkan Moskow dengan Barat dalam konfrontasi gaya Perang Dingin menyangkut masalah masa depan negara strategis berpenduduk 46 juta orang.


Amerika Serikat Rabu malam menjanjikan akan memberi jaminan pinjaman 1 miliar dolar yang mungkin ditopang dengan tambahan 1,5 miliar dolar dari Uni Eropa yang dimaksudkan untuk menyelamatkan ekonomi Ukraina yang goyah dari gagal bayar utang yang menghancurkan mulai minggu depan.


Para penguasa baru negara itu telah mengatakan mereka membutuhkan 35 miliar dolar untuk negara yang menderita secara ekonomi.


Krisis paling berdarah Ukraina sejak kemerdekaan pada 1991 pecah pada November ketika Viktor Yanukovych -- diusir sebagai presiden pekan lalu -- membuat keputusan mengejutkan dengan mencampakkan kesepakatan perdagangan UE yang bersejarah untuk lebih mendekatkan hubungan dengan tuan lamanya Rusia, sebuah langkah yang memenangkan janji 15 miliar dolar dari Moskow.


Namun Ukraina nampaknya akan berbalik secara meyakinkan ke arah Uni Eropa dengan mengusir keseluruhan tim pro-Rusia Yanukovych dan menggantikannya dengan politisi pro-Barat muda baru yang akan menyetir negara itu -- terbelah antara timur yang cinta Rusia dan barat yang pro-Barat -- hingga pemilihan presiden segera yang dilaksanakan pada 25 Mei. (*)

Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014