Kediri (ANTARA News) - Gunung Kelud akan kembali menjadi gunung berapi bertipe eksplosif setelah meletus pada Kamis (13/2) malam, kata Kepala Pusat Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Surono.
"Setelah letusan kemarin, kubah lava pada 2007 sudah terlempar dan Gunung Kelud akan semakin dalam kawahnya," kata Surono selepas rapat terbatas dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di posko pengungsian Kecamatan Wates Kabupaten Kediri, Senin.
Surono mengatakan Kementerian ESDM akan mencegah volume air di kawah Gunung Kelud tidak mencapai 40 juta meter kubik.
"Sekitar empat juta meter kubik saja supaya letusan mendatang tidak berbahaya," katanya.
Pusat Badan Geologi, lanjut Surono, akan melakukan evaluasi terhadap status Gunung Kelud yang terletak di Kabupaten Kediri dan Kabupaten Blitar pada Rabu (19/2).
"Sementara status masih awas dengan radius 10 kilometer tidak boleh didekati. Saya minta kejadian di Sinabung tidak terulang di sini," katanya.
Rapat terbatas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di posko pengungsian Kecamatan Wates, menurut Surono, menyepakati sosialisasi ancaman lahar dingin oleh pemerintah-pemerintah daerah.
"Kami juga sudah memasang sebagian alat pemantau lahar untuk mengambil kesimpulan pada Rabu nanti," katanya.
Surono menambahkan lembaganya tidak dapat menurunkan status gunung berapi, termasuk Gunung Kelud, berdasarkan sejarah letusan sebelumnya.
"Saya tidak dapat katakan dari pengalaman karena alam itu cepat berubah," katanya.
Sementara itu, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Hendrasto, mengatakan bahwa PVMBG memasang alat pemantau lahar di lereng Gunung Kelud, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014