Kami optimis selesai 2016, walaupun hingga saat ini masih ada 10 lokasi bermasalah atau disebut `outstanding border problems`,"
Bali (ANTARA News) - Permasalahan perbatasan antara Indonesia dan Malaysia di darat Kalimantan sepanjang 2.004 km dari barat ke timur direncanakan selesai pada 2016, kata Kepala Pusat Pemetaan Batas Wilayah Badan Informasi Geospasial (BIG) Khafid.
"Kami optimis selesai 2016, walaupun hingga saat ini masih ada 10 lokasi bermasalah atau disebut `outstanding border problems`," kata Khafid di sela pertemuan Asian Conference On Remote Sensing (ACRS) ke-34 di Bali, Kamis.
Seluas 2.004 km panjang perbatasan itu, lanjut dia, baru dipetakan dalam 18 nomor lembar peta (NLP) dari total 45 NLP, dan akan disusul lima peta lagi yang ditandatangani pada awal November 2013.
"Untuk menyelesaikan perbatasan, kita menyerahkan dokumen ke Malaysia sejauh 5 km dari garis batas ke arah Indonesia, demikian pula Malaysia, sehingga akan menjadi peta bersama," katanya.
Sedangkan 10 lokasi perbatasan yang masih dianggap bermasalah oleh tim Joint Border Mapping (JBM) RI, antara lain di Camar Bulan dan Tanjung Datu yang menurut Malaysia bukan masalah, ujarnya.
Jika seluruh masalah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia sudah selesai dan garis perbatasan disepakati kedua pihak, ujarnya maka akan dibawa ke DPR untuk disahkan.
Pada acara yang berlangsung pada 20 hingga 24 Oktober dan dihadiri perwakilan dari sejumlah negara itu Khafid juga mengatakan, untuk merundingkan garis perbatasan dibutuhkan pemetaan perbatasan hingga ketelitian sampai 10-20 cm.
Perbatasan antara RI dan Malaysia lebih mengikuti punggung bukit, dibanding alur sungai, jalan dan lainnya, ujarnya, sehingga diperlukan teknologi pengukuran garis batas yang juga mengukur kontur (ketinggian).
"Karena itu selain pencitraan melalui satelit, pemetaan perbatasan perlu dilengkapi dengan radar, atau menggunakan potogrametri yang menggunakan UAV (pesawat tanpa awak)," katanya.
Sementara itu, Kepala BIG Asep Karsidi mengatakan pihaknya sangat membutuhkan teknologi yang mampu memetakan Indonesia dalam tiga dimensi secara rinci.
"Saat ini kawasan perbatasan sudah dipetakan dengan skala 1:50.000, dan pulau-pulau terluar dengan 1:25.000," katanya.
(D009*A025/R010)
Pewarta: Dewanti Lestari
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013