Dalam kondisi normal, debit air Sungai Serayu mencapai 30 ribu liter per detikPurwokerto (ANTARA News) - Kepala Seksi Pengendalian dan Daya Guna Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) Serayu-Citanduy Arief Sugiarto mengatakan bahwa debit air Sungai Serayu, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, turun hingga 50 persen.
"Dalam kondisi normal, debit air Sungai Serayu mencapai 30 ribu liter per detik, namun sekarang tinggal 15 ribu liter per detik," katanya kepada wartawan, di Purwokerto, Kamis.
Menurut dia, pihaknya selama musim kemarau telah memperbaiki sejumlah saluran irigasi sehingga pintu air di Bendung Gerak Serayu (BGS), Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo, Banyumas.
Ia mengatakan bahwa saat ini perbaikan saluran irigasi telah selesai sehingga pintu air BGS telah dibuka kembali mulai tanggal 1 Oktober 2013.
"Air dari BGS digunakan untuk mengairi sawah seluas 20.755 hektare di Kabupaten Banyumas, Cilacap, dan sebagian Kebumen," katanya.
Oleh karena debit air Sungai mengalami penurunan, dia mengharapkan air saluran irigasi tersebut benar-benar dimanfaatkan untuk mengairi sawah, bukan untuk mengisi kolam maupun diolah menjadi air minum.
Sementara untuk Sungai Tajum, kata dia, saat ini terjadi penurunan debit air dari kondisi normal sebesar 4.000 liter per detik menjadi sekitar 2.000 liter per detik.
Menurut dia, air dari Sungai Tajum ini dimanfaatkan untuk mengairi sawah seluas 3.200 hektare di Kabupaten Banyumas.
"Atas kesepakatan dengan P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air), kami akan membuka pintu air Bendung Sungai Tajum di Desa Tipar Kidul, Kecamatan Ajibarang, pada tanggal 20 Oktober 2013," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Umum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Cahaya Tirta Cilacap, Djumadi mengatakan bahwa pihaknya tetap meminta jatah air Sungai Serayu dari BGS untuk diolah sebagai air minum.
Kendati demikian, dia mengatakan bahwa pihaknya telah mengantisipasi pemasangan pompa di Sungai Serayu yang berdekatan dengan Instalasi Pengolahan Air Minum Kesugihan, Cilacap, terutama saat dilakukan perbaikan terhadap saluran irigasi.
"Namun kadang airnya terasa asin (akibat terintrusi air laut, red.), sehingga terpaksa kita hentikan. Insya Allah, sekarang sudah lancar karena pintu irigasi sudah dibuka dan air baku bisa dipasok ke PDAM, sehingga kita gunakan itu agar tidak asin," katanya.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013