Kerja sama itu bukan hanya dengan AS, karena Indonesia dinilai strategis di kawasan Asia Pasifik dan Asia Tenggara bagi pertahanan AS,"
Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR Husnan Bey Fananie mengatakan, kerja sama bidang alat utama sistem persenjataan antara Indonesia-Amerika Serikat berdampak positif bagi Indonesia dalam membangun persenjataan yang lebih modern.
Pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel berdampak positif bagi Indonesia dalam membangun alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dalam negeri, kata Husnan di Jakarta, Rabu.
Dia juga mengatakan, kerja sama tersebut bagian dalam program pembangunan Kekuatan Pokok Minimum atau Minimum Essential Force (MEF). Hal tersebut menurut dia ditunjukkan dengan peningkatan anggaran pertahanan di dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara diatas Rp30 triliun.
"Kerja sama itu bukan hanya dengan AS, karena Indonesia dinilai strategis di kawasan Asia Pasifik dan Asia Tenggara bagi pertahanan AS," ujarnya.
Husnan menjelaskan, pembelian helikopter Apache AH-64 dari AS merupakan langkah tepat karena sesuai dengan geografis dan kebutuhan Indonesia. Dia menilai helikopter tersebut mampu bermanuver di daerah hutan pegunungan yang mendominasi beberapa wilayah di Indonesia.
Selain itu dia mengingatkan bahwa Indonesia merupakan negara independen sehingga tidak dapat dipengaruhi dalam melakukan pembelian alutsista.
Sebelumnya, Presiden Yudhoyono menerima kunjungan Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel pada Senin (26/8). Presiden SBY didampingi Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro dan beberapa menteri kabinet Indonesia Bersatu II.
Kementerian Pertahanan Indonesia berencana akan membeli delapan helikopter jenis AH-64 Apache sebagai kendaraan tempur dan diperkirakan akan tiba di Indonesia pada Oktober 2014.
(I028/Z002)
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013