Sumber utama pembiayaan dalam negeri akan tetap berasal dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN), sedangkan sumber pembiayaan luar negeri berasal dari penarikan pinjaman luar negeri berupa pinjaman..."
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah merencanakan defisit dalam APBN 2014 sebesar 1,49 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) atau sebesar Rp154,2 triliun yang merupakan selisih antara total anggaran pendapatan negara sebesar Rp1.662,5 triliun dan jumlah belanja negara sebesar Rp1.816,7 triliun.

"RAPBN 2014 kita rencanakan tetap ekspansif dengan defisit anggaran sebesar Rp154,2 triliun atau 1,49 persen terhadap PDB," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato penyampaian Keterangan Pemerintah atas RUU APBN 2014 beserta Nota Keuangannya dalam rapat paripurna DPR di Jakarta, Jumat.

Presiden menyebutkan jumlah defisit anggaran dalam RAPBN 2014 itu lebih rendah bila dibandingkan dengan target defisit anggaran dalam APBN perubahan 2013 yang mencapai 2,38 persen dari PDB.

"Penurunan defisit anggaran ini penting kita lakukan untuk mewujudkan anggaran yang lebih sehat dan berimbang di masa yang akan datang, " kata Presiden.

Menurut dia, langkah itu merupakan bagian dari strategi untuk menjaga kesinambungan fiskal, namun tetap memberikan ruang bagi ekspansi, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Sebagai Kepala Pemerintahan yang Insya Allah akan mengakhiri tugas di akhir Oktober tahun depan, saya tidak ingin memberikan beban kepada presiden pengganti saya beserta pemerintahan yang dipimpinnya," katanya.

Ia menyebutkan untuk membiayai defisit anggaran, Pemerintah akan menggunakan sumber-sumber pembiayaan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Langkah itu dilakukan dengan tetap berorientasi pada pembiayaan yang terjaga dan berkelanjutan serta dengan menjaga risiko fiskal yang minimal.

"Sumber utama pembiayaan dalam negeri akan tetap berasal dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN), sedangkan sumber pembiayaan luar negeri berasal dari penarikan pinjaman luar negeri berupa pinjaman program dan pinjaman proyek," kata Presiden.

Pewarta: Agus Salim
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013