Saya mengidolakan Wang Yihan (China), karena dia pemain yang sangat kuat dan gigihJakarta (ANTARA News) - Putri Thailand Ratchanok Intanon berhasil membuat kejutan dalam laga final Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2013 yang digelar di Guangzhou, China, Minggu, ketika ia menaklukkan peringkat satu dunia Li Xuerui dengan skor akhir 22-20, 18-21, 21-14.
Kemenangan Ratchanok bisa jadi merupakan gebrakan atas dominasi para pemain China yang selama ini selalu merajai perolehan kasta tertinggi dalam dunia bulu tangkis.
Di sisi lain, Ratchanok juga mencatatkan rekor sebagai peraih juara dunia tunggal putri termuda karena usianya baru 18 tahun.
Kemampuan atlet kelahiran Yasotorn yang masih berstatus pelajar itu mulai diasah serius di Banthongyord Badminton School ketika ia berusia enam tahun.
"Saat itu, saya main bulu tangkis karena orang tua saya bekerja di pabrik gulali Thai yang pemiliknya juga memiliki Banthongyord Badminton School. Pemilik sekolah bulu tangkis itu, Kamala Thongkorn, memiliki putra yang tergabung dalam tim nasional bulu tangkis Thailand," kata Ratchanok seperti dikutip www.bwfbadminton.org.
Debut pertandingan internasionalnya terjadi pada tahun 2006 di Islandia, saat ia bertanding untuk gelar juara dunia bulu tangkis usia di bawah 12 tahun.
Kegemilangan mulai melekat di diri perempuan kelahiran 1995 itu ketika ia berhasil menjadi juara dunia junior tunggal putri tiga tahun berturut-turut, tahun 2009-2011.
Kala pertama kali menjadi juara dunia junior, Ratchanok baru berumur 14 tahun.
"Saya mengidolakan Wang Yihan (China), karena dia pemain yang sangat kuat dan gigih," kata Ratchanok tentang tokoh idola dalam dunia olahraga.
Pemain yang hobinya mendengarkan musik dan menonton serial drama Korea ini mengaku bermimpi bisa meraih medali emas Olimpiade dan menjadi juara dunia.
Tahun ini, ia telah berhasil menjadi juara dunia, dan sebentar lagi bukan tidak mungkin Ratchanok mampu merealisasikan mimpinya di Olimpiade.
Pewarta: Ella Syafputri
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013