Surabaya (ANTARA News) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan bahwa implementasi Kurikulum 2013 akan mendorong enam perubahan, meski implementasinya pada tahun ini masih bertahap dan terbatas.
Staf khusus Mendikbud Sukemi dalam keterangan tertulis kepada ANTARA di Surabaya, Senin, mengatakan bahwa Mendikbud Mohammad Nuh mengibaratkan Kurikulum 2013 sebagai sebuah kendaraan yang bisa membawa atau melakukan banyak perubahan.
"Mendikbud menyebut efek domino dari Kurikulum 2013 itu sedikitnya ada enam perubahan yakni penataan sistem perbukuan, penataan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK), dan penataan pola pelatihan guru," katanya.
Selain itu, memperkuat budaya sekolah melalui pengintegrasian kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra kurikuler, serta penguatan peran guru bimbingan dan konseling (BK). Perubahan berikutnya, memperkuat NKRI melalui kegiatan ekstra kurikuler kepramukaan, dan memperkuat integrasi pengetahuan-bahasa-budaya.
"Sistem perbukuan ditata, karena peran penerbit selama ini cukup dominan, baik menyangkut isi maupun harga, sehingga beban berat dipikul peserta didik dan orang tua. Menyangkut isi, karena keterbatasan wawasan dan kepekaan para penulis, kegaduhan terhadap isi buku pun sering terjadi," katanya.
Mendikbud menyebut kejadian terakhir di Kabupaten Bogor pada buku Pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas 6 SD membuktikan kegaduhan yang sering terjadi itu. "Jadi, Buku Kurikulum 2013 akan dapat mengendalikan isi dan kualitas lebih baik, sedang harga bisa ditekan lebih wajar," katanya.
Sementara itu, penataan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) juga akan berubah dalam penyiapan dan pengadaan guru.
"Penataan pola pelatihan guru berubah, karena pengalaman pada pelaksanaan pelatihan instruktur nasional, guru inti, dan guru sasaran untuk implementasi Kurikulum 2013, misalnya, akan banyak penyesuaian dalam pendekatan pelatihan, baik menyangkut materi pelatihan maupun model dan pola pelatihan," katanya.
Momentum Kurikulum 2013 adalah hal yang tepat untuk melakukan penataan terhadap pola pelatihan guru, termasuk penjenjangan terhadap karir guru dan kepangkatannya. "Kedepan, sedang disiapkan konsep yang terintegrasi antara jenjang karir dan kepangkatan dengan penilaian profesi guru yang selama ini terpisah," katanya.
Perubahan juga berlangsung pada budaya sekolah melalui pengintegrasian kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra kurikuler, serta penguatan peran guru bimbingan dan konseling (BK).
Terkait dengan memperkuat NKRI, kegiatan ekstra kurikuler kepramukaan yang wajib akan mengubah porsi tambahan pendidikan karakter, baik menyangkut nilai-nilai kebangsaan, keagamaan, toleransi dan lainnya.
"Perubahan lain juga terjadi pada integrasi pengetahuan-bahasa-budaya. Pada Kurikulum 2013, peran bahasa Indonesia menjadi dominan, yaitu sebagai saluran mengantarkan kandungan materi dari semua sumber kompetensi kepada peserta didik, sehingga bahasa berkedudukan sebagai penghela mata pelajaran-mata pelajaran lain," katanya.
Dengan cara ini, maka pembelajaran Bahasa Indonesia termasuk kebudayaan dapat dibuat menjadi kontekstual, sesuatu yang hilang pada model pembelajaran Bahasa Indonesia saat ini.
"Alhamdulillah serangkaian kegiatan persiapan implementasi Kurikulum 2013 juga sudah dilakukan karena saat ini sudah 61.074 guru yang menerima pelatihan yakni 572 orang instruktur nasional, 4.740 orang guru inti, dan 55.762 guru sasaran," katanya.
Pada pelaksanaan pelatihan instruktur nasional misalnya, menunjukkan bahwa nilai rerata yang dicapai dari pres test ke post test untuk guru mengalami kenaikan cukup signifikan 20,60 persen. Kenaikan tertinggi ada pada materi rasionalitas kurikulum sebesar 44,64 persen, materi analisis materi ajar 11,05 persen, materi rancangan pembelajaran dan praktik 9,53 persen, dan lainnya.
Pewarta: Edy M Ya`kub
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013