Datangnya bulan Suci Ramadhan disambut dengan suka cita bagi umat Islam, karena di bulan penuh berkah tersebut semua amal ibadah akan dilipatkan pahalanya.
Oleh karenanya, pada bulan tersebut umat Islam akan meningkatkan amal ibadahnya untuk menginvestasikan pahala sebanyak-banyanya sebagai bekal nanti di akhirat.
Pada bulan tersebut masing-masing umat Islam memiliki target ibadah, sehingga bisa sempurna memiliki amalan yang besar selama puasa.
Selain menahan makan, minu, dan hawa nafsu pada siang hari, umat Islam juga menunaikan ibadah malan, yakni shalat Tarawih dan ditambah dengan tadarus dengan target minimal bisa khatam 30 juz selama bulan suci.
Kegembiraan umat Islam pada umumnya itu, ternyata tidak dirasakan para korban gempa bumi di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah, karena mereka melaksanakan rukun Islam ketiga itu dalam keadaan serba terbatas.
Gempa berkekuatan 6,2 skala Richter yang mengguncang Aceh Tengah dan Bener Meriah telah mengakibatkan belasan ribu rumah warga rusak dan 150 lebih masjid dan meunasah rusak parah.
Selain itu, puluhan ribu warga kini harus tinggal di tenda-tenda darurat di depan rumah atau di lokasi pengungsian.
Dengan rusaknya masjid dan meunasah, para korban gempa yang mayoritas beragama Islam itu dengan berat harus melaksanakan ibadah puasa di tenda, mulai sahur, berbuka, sampai shalat wajib dan Tarawih.
Pada malam pertama, tidak menyurutkan bagi korban gempa, mereka tetap menunaikan shalat Tarawih, meskipun di tenda-tenda.
Meskipun dalam suasana seadanya, umat Islam yang menjadi korban gempa tetap melaksanakan shalat Tarawih dengan khusuk dan hikmad di tenda-tenda yang disediakan di lokasi pengungsian.
Seperti, puluhan warga memenuhi tenda besar yang disediakan di lokasi pengungsian di Desa Gute Gelime, Kecamatan Ketol, untuk menunaikan shalat Tarawih.
Bertindak sebagi imam Tgk Amami yang juga imam masjid di daerah itu. Warga muslim dan muslimah tetap khusuk menunaikkan shalat Tawarih 11 rakaat termasuk witir.
Sebelum shalat Imam Amami menyampaikan, jadikanlah musibah ini sebagai pelajaran dan introspeksi diri, sehingga umat Islam tetap diberi kekuatan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Dikatakannya sebenarnya Allah SWT masih sayang kepada warga di daerah ini, karena masih setingkat rumah yang menjadi rusak, sedangkan jiwa dan raga masih sehat bugar.
"Coba, seandaikan Allah mencoba musibah pada malam hari, mungkin akan banyak lagi korban, karena warga masih tidur semua," katanya.
Oleh karena itu, cobaan ini dijadikan peringatan, agar umat Islam di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah bisa meningkatkan lagi ketakwaannya kepada Allah SWT.
Untuk memperlancar ibadah selama bulan suci Ramadhan, pemerintah memberi bantuan 50 tenda besar untuk kegiatan shalat Tarawih.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Ma`arif menyatakan, pemerintah sudah menyalurkan 50 tenda yang disebarkan ke Aceh Tengah 40 lembar dan sisanya untuk Kabupaten Bener Meriah.
Pada musibah gempa berkekuatan 6,2 skala Richer, Selasa (2/7), Kabupaten Aceh Tengah merupakan daerah terparah, sehingga seluruh sarana ibadah rusak berat.
Bupati shalat di tenda
Sebagai kepala daerah, Bupati Aceh Tengah Nasaruddin sepertinya merasa prihatin melihat warganya harus melaksanakan ibadah puasa di tenda-tenda.
Oleh karenanya, agar bisa merasakan kepedihan warga, Bupati Nasaruddin ikut shalat Tarawih berjamaah bersama di tenda pengungsian yang berada di Kampung Daling, Kecamatan Bebesen.
"Masjid yang biasa kami gunakan untuk shalat tarawih berjamaah, kali ini sudah tidak dapat kami gunakan lagi," ujar imam Kampung Daling, Khairul Salam.
Sebelumnya, warga setempat menyambut Bulan Suci Ramadhan setiap tahunnya dengan melaksanakan ibadah shalat tarawih di Masjid Al Jamiq Musnilawati, tak jauh dari tempat didirikannya tenda penampungan warga.
Namun saat ini, sarana ibadah kebanggaan masyarakat di kampung itu telah hancur.
Menurut Bupati Nasaruddin dari data yang dikumpulkan jajarannya terdata 136 sarana ibadah mesjid/menasah yang mengalami berbagai tingkatan mulai dari rusak ringan hingga berat.
"Musibah ini adalah cobaan yang mengharuskan kita untuk bersabar dan mengambil hikmah demi kehidupan yang lebih baik di masa mendatang," kata Nasaruddin.
Pada kesempatan itu, Nasaruddin juga menyampaikan agar aparat desa setempat dapat melakukan pendataan secara cermat terhadap rumah-rumah warga yang mengalami kerusakan pasca gempa.
Hal itu dikatakannya terkait realisasi dana bantuan dari pemerintah pusat yang akan diperoleh warga korban gempa.
"Jangan sampai ada warga kita yang tidak terdata untuk mendapat bantuan," ujar Nasaruddin.
(H011/Z003)
Pewarta: Heru Dwi S
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013