yang jelas kami masih melakukan penelitian terhadap temuan batu tulis tersebutSukabumi (ANTARA News) - Warga Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi menemukan batu berukuran besar yang bertuliskan huruf Palawa yang berada di dasar aliran Sungai Cipalasari, Kampung Panyindangan.
"Sebenarnya batu ini sudah lama saya temukan, tetapi saya tidak memperhatikannya, awalnya saya kira hanya batu biasa saja apalagi jika air sungai lagi tinggi, maka batu ini tidak terlihat atau terendam air," kata M Fedi Fidiawan, warga Kalapanunggul yang pertama menemukan batu tersebut, di Sukabumi, Jumat.
Menurut dia, setelah dilihat ternyata di badan batu berukuran panjang 2 meter dengan lebar 1,5 meter tersebut ada tulisan berupa huruf Palawa. Bahkan sudah banyak pemerhati sejarah dan benda bersejarah datang ke lokasi untuk memastikan kebenaran penemuan tersebut.
Bahkan, batu tulis tersebut fotonya sudah diunggah oleh Fedi di fanpage Soekaboemi Haritages agar bisa diketahui oleh banyak orang dan diharapkan ada peneliti datang ke kampungnya untuk meneliti apakah batu tersebut benar-benar merupakan peninggalan sejarah atau tidak.
"Batu ini memang sudah saya lihat sejak belasan tahun lalu atau waktu saya SD dan karena sampai saat ini saya penasaran akhirnya saya coba foto dan di-upload dan beritahu ke masyarakat. Dan sampai saat ini walaupun sudah cukup banyak pemerhati yang datang belum ada yang bisa menterjemahkan tulisan Palawa di badan batu itu," tambah Fedi yang juga aktifis Budayawan Ngora Sukabumi ini.
Sementara itu, Kepala Seksi Penataan dan Pengelolaan Objek Wisata Dinas Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sukabumi, Rosse Neverterry mengatakan akan mengirim petugas untuk melakukan penelitian terhadap penemuan batu tulis tersebut untuk mengetahui apakah benar batu itu merupakan benda cagar budaya yang mempunyai sejarah atau hanya tulisan yang diukir manusia modern saja.
Namun demikian benda tersebut harus dijaga sampai petugas selesai melakukan penelitian. Jika dari hasil penelitian tersebut batu itu benar benda cagar budaya maka akan diambil langkah pengelolaan baik melalui insitu maupun eksitu.
"Jika ke depannya batu tersebut khawatir hilang maka bisa saja dievakuasi ke tempat yang lebih aman seperti di museum dan lain-lain. Tetapi, yang jelas kami masih melakukan penelitian terhadap temuan batu tulis tersebut," kata Rosse.
Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013