"Saya pecat saja dia (Dirut), karena tidak bisa mengatasi istrinya yang menggunakan fasilitas direksi," kata Dahlan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu.
Menurut Dahlan, pemecatan tersebut bukan karena dirut yang bersangkutan tidak cakap dalam menjalankan perusahaan, namun lebih sebagai sanksi moral karena tidak bisa mengatasi istrinya yang lebih dominan.
Dahlan tidak menyebutkan nama dan perusahaan yang dipimpin dirut yang dimaksud.
Ia hanya menjelaskan, bahwa pemecatan dilakukan sekitar bulan April 2013.
Awalnya Dahlan mengaku, dirinya mendapat laporan bahwa istri dirut tersebut merupakan sosialita yang selalu menggunakan fasilitas direksi seperti kendaraan mewah.
"Saya juga mencari tahu sendiri. Saya kan sering juga keluyuran jadi saya lihat langsung yang digunakan itu fasilitas pejabat BUMN," ujarnya.
Ketika ditanya wartawan bahwa yang dimaksudnya adalah dirut BUMN yang bergerak di bidang infrastruktur dan logistik, Dahlan hanya terdiam.
"Tidak usahlah saya sebutkan. Tapi ini merupakan contoh kepada para direksi bahwa istri itu tidak ikut menjadi pejabat," tegasnya.
Dahlan mengaku, saat ini pun masih harus sering menyindir direksi BUMN yang memiliki istri dominan.
"Saya menyindir bahwa istri atau keluarga pejabat BUMN tidak boleh menggunakan fasilitas negara yang sejatinya hanya dibolehkan untuk direksi BUMN," tandasnya.
Ia pun mengaku, saat ini dia sedang menyorot dua istri dirut BUMN yang cenderung dominan, dan termasuk suka mengatur pejabat lainnya.
"Saya sudah kasih peringatan, kalau tidak juga bisa dikendalikan maka, suaminya (dirut) akan saya pecat juga," tegas Dahlan.
Meskipun begitu, lagi-lagi ia tidak mengungkapkan sosok dirut BUMN yang takut istri tersebut dengan alasan kemungkinan masih bisa dikendalikan.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013