Bentrokan berawal saat puluhan mahasiswa yang sebelumnya menggelar mimbar bebas di pintu masuk kampus Universitas Mulawarman bergerak menuju Simpang Empat Mal Lembuswana.
Di sepanjang jalan, mahasiswa kembali merusak trotoar pembatas jalan serta sejumlah pohon perindang di Jalan M Yamin.
Namun, hanya beberapa meter meninggalkan area kampus, mahasiswa langsung dihadang puluhan warga yang membaur dengan personel kepolisian berpakaian preman.
Tanpa ada yang memberi komando, sekelompok orang tersebut langsung menyerang mahasiswa sehingga bentrokan tidak dapat dihindarkan.
Satu mahasiswa yang berhasil ditangkap sempat menjadi bulan-bulanan amukan massa kemudian langsung diamankan polisi.
Mahasiswa yang kalah jumlah sempat terdesak dan berhasil dipukul mundur hingga di depan pintu masuk Kampus Universitas Mulawarman.
Namun, mahasiswa terus melakukan perlawanan dengan menyalakan kembang api dan petasan yang diarahkan kepada sekelompok orang yang menyerang mereka.
Setelah hampir satu jam terlibat bentrokan dengan sekelompok orang, dua mobil `water canon` tiba di lokasi kemudian menghalau mahasiswa hingga masuk ke dalam kampus.
Himbauan Kapolresta Samarinda Komisaris Besar Arief Prapto tidak dihiraukan mahasiswa, bahkan mereka langsung menyerang mobil `water canon` menggunakan petasan dan kembang api yang dibalas polisi dengan tembakan air.
"Kami meminta agar kalian segera membubarkan diri sebab jika tidak kami akan membubarkan paksa," tegas Arief Prapto.
Peringatan Kapolresta Samarinda itu langsung dibalas lemparan batu dan benda-benda keras lainnya oleh mahasiswa dari dalam kampus.
Tembakan gas air mata polisi tetap tidak menyurutkan perlawanan mahasiswa dan terus melempari polisi yang bertahan di pintu masuk Kampus Universitas Mulawarman.
Bentrokan semakin meluas saat sekelompok orang menyerang mahasiswa hingga ke dalam kampus.
Bentrokan mereda setelah kedua belah pihak melakukan dialog, sementara ratusan personel kepolisian baik dari Dalmas Satuan Samapta Polresta Samarinda maupun Brimob Polda Katim bersiaga di depan pintu masuk Kampus Universitas Mulawarman.
Bentrokan akhirnya berhenti pada Sabtu dinihari sektar pukul 02. 15 WITA saat polisi menarik diri dan meninggalkan area kampus.
"Satu rekan kami terluka akibat terkena tikaman saat kami diserang oleh sekelompok orang di depan Kantor Pengadilan Tinggi. Kondisi lukanya cukup parah dan saat ini dia tengah menjalani operasi di RSUD AW. Sjahranie. Kami tidak tahu siapa pelakunya, apakah warga atau polisi namun yang jelas kami sangat menyayangkan tindakan tersebut," ungkap seorang mahasiswa, Anto.
Pewarta: Amirullah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013