Surabaya (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) melakukan inspeksi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) saat pergantian harga bahan bakar minyak bersubsidi, Jumat (21/6) tengah malam.
"Inspeksi ini hanya untuk mengecek dan memastikan ketersediaan sekaligus meyakinkan pelayanan terhadap konsumen pada detik-detik kenaikan harga BBM bersubsidi," ujar General Manager Marketing Operation Region V, Afandi, di sela inspeksi di SPBU Jalan Jemur Sari Surabaya, Jawa Timur.
Khusus Jumat malam, pihaknya sudah mengumumkan kepada semua manajemen SPBU, khususnya Region V yang meliputi Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara, agar mengoperasikan pelayanan SPBU selama 24 jam. Hal ini untuk mengantisipasi kepadatan dan antrean pengisian BBM.
"Sejauh ini instruksi berjalan lancar dan semuanya membuka SPBU selama 24 jam. Langkah ini kami lakukan sebagai upaya menghindari kecurigaan adanya penimbunan di sebuah SPBU," kata dia.
Pantauan di SPBU Jemur Sari pada Jumat malam, antrean kendaraan roda dua dan empat mengular. Namun, menjelang pukul 12 malam, antrean mulai mengurai dan relatif sepi. Afandi yang datang bersama manajemen lainnya juga sempat berdialog dan bertanya ke pengendara tentang kenaikan BBM.
Tepat pukul 24.00 WIB, sejumlah petugas SPBU menempel pengumuman harga baru. Berbagai tanda di mesin maupun papan SPBU diubah. Afandi memimpin langsung penempelan surat pemberitahuan, sekaligus tanda di mesin SPBU.
Pihaknya menjamin ketahanan stok di terminal BBM dan SPBU sudah cukup. Bahkan, khusus Jumat, penyaluran ke wilayah Region V sebanyak 18.090 kilo liter premium dan 8.140 kilo liter. Sedangkan, khusus Jatim, penyalurannya sebesar 13.650 kilo liter premium dan 6.439 kilo liter solar.
"Ketersediaan stok yang ada di seluruh Terminal BBM Region V dalam level aman, mencapai 179.700 kilo liter untuk premium dan sekitar 179.300 kilo liter solar. Nantinya, secara rutin stok akan ditambah, baik dari kilang dalam negari maupun impor.
Pertamina, lanjut dia, juga telah mempersiapkan ketersediaan BBM untuk mengakomodasi kemungkinan lonjakan konsumsi menjelang penerapan kebijakan penyesuaian subsidi BBM oleh pemerintah.
Hal itu terlihat dari peningkatan harian BBM bersubsidi dalam 10 hari terakhir, yakni premium meningkat 8,8 persen dan solar meningkat 9 persen. Bahkan, untuk penyaluran premium dan solar dalan dua hari terakhir, 19-20 Juni 2013, meningkat di atas 20 persen penyaluran normal.
"Dalam kondisi normal, tingkat penyaluran harian BBM subsidi kepada masyarakat Jatim, Bali dan Nusa Tenggara mencapai 15.730 kilo liter premium dan 7.360 kilo liter solar," kata Afandi.
Sementara itu, Prihasto, seorang pengendara sepeda motor, mengaku secara umum tidak mempermasalahkan kenaikan harga BBM. Sebagai pembeli pertama di SPBU Jemur Sari dengan BBM harga baru, ia mengaku memang nyaris kehabisan dan sudah waktunya mengisi BBM.
"Secara pribadi memang keberatan adanya kenaikan BBM. Tapi mau bagaimana lagi, ini sudah keputusan. Saya juga tidak ingin ikut-ikutan antre BBM menjelang kenaikan harga karena sama saja, besok kalau habis BBM, juga akan mengisi bensin lagi dengan harga baru," kata pria yang datang hanya beberapa menit usai pemberlakuan tarif resmi baru.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013