Korea Utara, yang mengangkat isu dengan level ketua delegasi kami, secara sepihak memberitahu kami bahwa pihaknya menunda pengiriman delegasinya,"

Seoul (ANTARA News) - Korea Selatan mengatakan pada Selasa bahwa Korea Utara membatalkan pembicaraan yang direncanakan kurang dari 24 jam sebelum dimulai di Seoul karena mereka belum menyepakati siapa yang akan memimpin masing-masing delegasi.

Pembicaraan itu sebenarnya akan menjadi perundingan tingkat tinggi antara dua rival selama enam tahun, dan dilihat sebagai satu peluang untuk memperbaiki hubungan setelah ketegangan militer dan ancaman perang nuklir berbulan-bulan.

Juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel, Kim Hyung-Seok, mengatakan Pyongyang membuat keputusan itu setelah keberatan atas langkah Seoul menunjuk seorang wakil menteri untuk memimpin tim perundingan.

"Korea Utara, yang mengangkat isu dengan level ketua delegasi kami, secara sepihak memberitahu kami bahwa pihaknya menunda pengiriman delegasinya," kata Kim.

Sejauh ini belum segera jelas apakah penundaan itu sementara atau tetap.

Korea Utara juga belum mengeluarkan pernyataan segera soal itu, tetapi Kim mengatakan Pyongyang telah menjelaskan bahwa pembicaraan akan berlangsung jika Korea Selatan mengirim seorang "pejabat setingkat menteri".

Korut menyatakan penunjukan seorang pejabat setingkat wakil menteri merupakan "olok-olok" terhadap pembicaraan tingkat tinggi yang diusulkan dan bertolak belakang dengan apa yang telah disepakati pada pertemuan persiapan pada Ahad, kata Kim.

"Tuduhan seperti ini absurd dalam alur pikiran yang jernih dan standar internasional," katanya.

Sebenarnya kedua pihak telah mengagendakan pembicaraan dimulainya dua proyek komersial yang ditangguhkan, termasuk kompleks industri patungan Kaesong yang ditutup oleh Korut pada April akibat krisis memuncak.

Kendati belum akan ada terobosan substantif pada pembicaraan itu, kenyataan menunjukkan bahwa pembicaraan kedua rival tersebut memberi isyarat positif.

Tes nuklir yang dilakukan Korut pada Februari memicu PBB memperkuat sanksi dan mengarah kepada ketegangan yang meningkat di semenanjung Korea.

Lalu pekan lalu dalam langkah yang tak diduga-duga Pyongyang mengusulkan pembukaan satu dialog dengan Seoul.

Pembicaraan tingkat kerja kemudian diselenggarakan di desa gencatan senjata Panmunjom pada Ahad dan pertemuan tingkat tinggi dijadwalkan berlangsung Rabu dan Kamis di ibu kota Korsel. Tapi perbedaan pandangan muncul tentang siapa yang akan memimpin pembicaraan dan apa yang menjadi agenda pembicaraan.

"Episode ini hanya menunjukkan betapa dalam ketakpercayaan antara kedua pihak," kata Prof. Yang Moo-Jin dari the University of North Korean Studies di Seoul.

Langkah menuju dialog telah disambut luas di dalam dan luar negeri tetapi selalu saja ada halangan dan sikap skpetis terkait maksud Pyongyang.

(M016)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013