Washington (ANTARA News) - Sebuah pesawat tak berawak Amerika Serikat telah jatuh di Somalia, kata seorang pejabat AS Selasa, setelah gerilyawan Shebab mengaku telah menemukan reruntuhannya.

"Saya bisa mengkonfirmasi sebuah RPA (pesawat yang dikemudikan dari jarak jauh) jatuh di daerah terpencil pantai selatan Mogadishu, Somalia," kata pejabat pertahanan yang tak bersedia namanya.

"Insiden ini sedang diselidiki," kata pejabat tersebut.

Pejabat itu menolak untuk mengomentari apa jenis pesawat tak berawak yang jatuh itu, apakah itu bersenjata dan mengapa jatuh.

Pemberontak Shebab Somalia mengatakan Selasa malam bahwa para pejuang mereka telah menemukan puing-puing apa yang mereka katakan satu pesawat pengintai jatuh.

"Pesawat itu berada di luar satu pekarangan," kata Shebab dalam pesan di Twitter bersama foto yang dikatakan "puing-puing sebuah pesawat tak berawak AS yang jatuh".

"Yang satu ini tidak akan lagi mampu memata-matai Muslim lagi," kata Shebab.

"Begitu banyak untuk retorika kosong mengenai program pesawat tak berawak," tambah mereka, seorang yang tampaknya mengacu pada pidato baru-baru ini oleh Presiden AS Barack Obama tentang penggunaan pesawat tak berawak itu.

Shebab, seperti diberitakan AFP, mengatakan pesawat tak berawak itu jatuh di dekat desa Somalia selatan Bulo Marer di wilayah Lower Shabelle, daerah yang dikuasai kelompok garis keras.

Prajurit Prancis telah menyerbu desa itu pada Januari dalam upaya yang gagal untuk membebaskan seorang rekannya yang diculik.

Suara - atau melihat - pesawat mata-mata tak berawak adalah pemandangan umum di Somalia Selatan, dan serangan peluru kendali juga dilaporkan telah dilakukan.

Amerika Serikat dilaporkan memiliki basis pesawat tak berawak di wilayah tersebut, termasuk di lapangan terbang Djibouti.

Gerilyawan n Shebab diusir dari ibu kota Mogadishu oleh pasukan Uni Afrika Agustus 2011, tetapi gerakan tersebut telah melakukan serangkaian serangan brutal dalam beberapa bulan terakhir.

Pemerintah Presiden Somalia Sheikh Hassan Mohamud, yang berkuasa tahun lalu, masih lemah dan bergantung pada dukungan dari sekitar 18.000 pasukan Uni Afrika, masih tetap berkuasa.

Dalam pidatonya pekan lalu, Obama membela penggunaan pesawat tak berawak tetapi menguraikan pedoman baru untuk serangan bom AS terhadap tersangka ekstremis di luar negeri.

Pedoman itu menyatakan bahwa serangan pesawat tak berawak hanya dapat digunakan untuk mencegah serangan dekat dan ketika penangkapan tersangka tidak layak serta jika ada "mendekati kepastian" bahwa warga sipil tidak akan dibunuh.

Penerjemah: Askan Krisna

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013