Militer mengamati dengan cermat perkembangan aktivitas Korut karena mereka bisa saja menembakkan rudal jarak jauh atau apapun selama uji coba nuklir.

Seoul (ANTARA News) - Pihak berwenang Korea Selatan (Korsel) di Seoul berada dalam keadaan siap siaga di tengah upaya pemerintah Korea Utara (Korut) di Pyongyang yang berketetapan akan melakukan uji coba nuklir ketiga kalinya sebagai aksi menentang pemberlakuan sanksi PBB karena peluncuran roket pada Desember 2012.

Korea Selatan pada Selasa mengklaim bahwa Korea Utara melakukan peluncuran peluru kendali selama uji coba nuklirnya meski Pyongyang terus menolak tuduhan itu.

Setelah itu, banyak pengamat menilai Semenanjung Korea berada dalam fase kritis. Demikian diberitakan Yonhap--yang dipantau ANTARA News, di Jakarta, Selasa.

"Militer mengamati dengan cermat perkembangan aktivitas Korut karena mereka bisa saja menembakkan rudal jarak jauh atau apapun selama uji coba nuklir," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korsel Kim Min-seok.

"Korsel dan AS telah mengerahkan intelijennya untuk mengamati perkembangan nuklir Pyongyang."

Korut pernah menembakkan sejumlah rudal jarak dekatnya saat uji cobanya pada Mei 2009. Upaya itu dilakukan untuk menakut-nakuti intelijen yang berusaha mendekati dan menyelidiki uji coba nuklir Korut.

Pernyataan itu keluar tak lama setelah media Korut melaporkan anggota Biro Politik Partai Pekerja bekerja sebagai salah seorang yang berkontribusi meluncurkan roket tanpa menyebutkan keterkaitan dengan uji coba nuklir.

Badan militer Korut bulan lalu sempat mengatakan akan melakukan tes nuklir tingkat tinggi dengan target Amerika Serikat.

"Karena peluncuran rudal jarak jauh itu melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB maka kami menentangnya," kata Kim.

Berdasarkan sumber militer, belum nampak aktivitas nuklir di kawasan uji coba Punggye-ri, bagian timur laut Korut, selama libur Hari Raya Imlek.

"Kejelasan mengenai tes nuklir Korea Utara akan tergantung pada keputusan politik Korea Utara, mengingat situasi internasional yang rumit," kata Kim.

Korea Utara mengklaim bahwa pengembangan rudal terkini dirancang sebagai pembawa satelit ke ruang angkasa tapi sebagaian besar masyarakat dunia mengaggapnya sebagai uji coba terselubung pengembangan teknologi rudal balistik.

(A061)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013