Supply dan demand rupiah terpenuhi karena `inflow`, itu yang membuat menguat selama dua minggu ini,"
Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menyatakan arus dana masuk atau capital inflow mendukung penguatan nilai rupiah terhadap dolar AS pada dua pekan terakhir.

"Supply dan demand rupiah terpenuhi karena `inflow`, itu yang membuat menguat selama dua minggu ini," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Halim Alamsyah di Gedung BI, Jakarta, Jumat.

Ia menuturkan, masuknya aliran modal asing (PMA) merupakan faktor yang menjadikan rupiah menguat, bukan karena BI mematok kisaran nilai tukar.

"Rumor yang mengatakan BI melakukan fixing itu tidak benar, kami malah memantau pergerakan nilainya," ujar Halim.

Berdasarkan data kurs tengah BI, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat sejak awal pekan ini, namun pada Jumat sore ini kurs mata uang rupiah bergerak melemah 65 poin didorong tingginya inflasi Januari sebesar 1,03 persen.

Kurs nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta pada Jumat sore bergerak melemah 65 poin menjadi Rp9.745 dibanding sebelumnya di posisi Rp9.680 per dolar AS.

Menurut analis Trust Securities Reza Priyambada, meningkatnya inflasi Januari mendorong nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS.

Reza mengatakan, tingginya inflasi itu didorong oleh adanya banjir yang melanda berbagai wilayah sehingga membuat tersendatnya pasokan barang sehingga memicu lonjakan harga yang berujung pada naiknya inflasi.
(C005/R010)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013