Saya tentunya ingin semuanya ikut. Tetapi keterbatasan tuan rumah. Tentu membuat kami agak prihatin, banyak juga kita dirugikan dengan tidak ikutnya tenis misalnya, kita kehilangan peluang luar biasa."Jakarta (ANTARA News) - Cabang olahraga tenis dan senam gagal diperjuangkan saat SEA Games Council Meeting yang berlangsung di Naypyidaw, 28-29 Januari, karena tidak mendapat dukungan yang dibutuhkan dari Komite Olimpiade Nasional (NOC) anggota Federasi SEA Games termasuk tuan rumah Myanmar.
Sebagaimana disampaikan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Rita Subowo, tenis hanya didukung oleh Thailand sedangkan senam mendapat dukungan suara dari Vietnam. "Kalau empat negara saja, harusnya bisa tetapi kemarin tidak ada yang bersuara," kata Rita saat jumpa pers di kantor KOI di Jakarta, Kamis.
Rita mengatakan Myanmar sebagai tuan rumah juga memiliki keterbatasan fasilitas terutama untuk tenis.
Ia menambahkan, "Saya tentunya ingin semuanya ikut. Tetapi keterbatasan tuan rumah. Tentu membuat kami agak prihatin, banyak juga kita dirugikan dengan tidak ikutnya tenis misalnya, kita kehilangan peluang luar biasa."
Tenis dan senam merupakan salah satu cabang yang berpotensial menyumbang pundi-pundi medali bagi Indonesia. Pada SEA Games 2011 lalu, tenis bahkan menjadi juara umum dengan menyambet empat medali emas dari nomor tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, dan beregu putra. Dengan dicoretnya tenis, otomatis Indonesia kehilangan peluang penyumbang medali.
Sebuah cabang olahraga dapat dipertandingkan jika didukung empat suara dan suara veto dari tuan rumah. Oleh karena itu, Rita berharap hal ini bisa menjadi pembelajaran bagi pengurus cabor untuk lebih aktif lagi.
"Ke depannya saya harap pengurus besar cabor lebih aktif lagi supaya bisa dibantu suaranya. Kita sudah informasikan dengan pengurus di sini sehingga pada saat rapat konsil nanti ada negara lain yang mendukung," jelasnya.
Rita mencontohkan cabang kempo bisa lolos karena didukung dari NOC Timor Leste. "Hal-hal seperti ini penting," tambahnya.
Sementara itu, selain tenis dan senam, cabang tarung derajat juga gagal diperjuangkan karena selain hanya didukung oleh Myanmar, tarung derajat juga tidak masuk tiga kategorisasi cabang yang wajib dipertandingkan.
Sedangkan bulu tangkis yang sempat terancam dicoret sepakat diperjuangkan oleh negara-negara peserta anggota dewan karena saat ini sedang dalam pantauan Komite Olimpiade Internasional (IOC). "Agar diperhitungkan oleh IOC. Karena kalau regional saja tidak dipertandingkan, IOC bisa langsung coret saja di daftar Olimpiade," kata Rita.
Berdasarkan hasil keputusan dari SEA Games Council Meeting itu total ada 33 cabor yang akan dipertandingkan pada perhelatan SEA Games yang akan berlangsung Desember mendatang.
(M047)
Sebuah cabang olahraga dapat dipertandingkan jika didukung empat suara dan suara veto dari tuan rumah. Oleh karena itu, Rita berharap hal ini bisa menjadi pembelajaran bagi pengurus cabor untuk lebih aktif lagi.
"Ke depannya saya harap pengurus besar cabor lebih aktif lagi supaya bisa dibantu suaranya. Kita sudah informasikan dengan pengurus di sini sehingga pada saat rapat konsil nanti ada negara lain yang mendukung," jelasnya.
Rita mencontohkan cabang kempo bisa lolos karena didukung dari NOC Timor Leste. "Hal-hal seperti ini penting," tambahnya.
Sementara itu, selain tenis dan senam, cabang tarung derajat juga gagal diperjuangkan karena selain hanya didukung oleh Myanmar, tarung derajat juga tidak masuk tiga kategorisasi cabang yang wajib dipertandingkan.
Sedangkan bulu tangkis yang sempat terancam dicoret sepakat diperjuangkan oleh negara-negara peserta anggota dewan karena saat ini sedang dalam pantauan Komite Olimpiade Internasional (IOC). "Agar diperhitungkan oleh IOC. Karena kalau regional saja tidak dipertandingkan, IOC bisa langsung coret saja di daftar Olimpiade," kata Rita.
Berdasarkan hasil keputusan dari SEA Games Council Meeting itu total ada 33 cabor yang akan dipertandingkan pada perhelatan SEA Games yang akan berlangsung Desember mendatang.
(M047)
Pewarta: Monalisa
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013