Jakarta (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama akhir tahun 2012 lalu terlihat sibuk, sampai harus menunda masa liburannya ke Hawaii, demi memberlakukan Budget Control Act of 2011 yang populer dikenal dengan "fiscal cliff".
Salah satu perubahan yang diberlakukan saat tengah malam 31 Desember 2012 adalah pemotongan sementara pajak terhadap gaji--yang berpengaruh terhadap kenaikan 2 persen pajak untuk pekerja.
Selain itu, mengakhiri jeda pajak bagi kalangan bisnis. Juga pergeseran pada pajak minimum alternatif, pemberlakuan pemotongan pajak saat masa presiden Bush pada tahun 2001-2003, dan memulai pengambilan pajak terkait peraturan kesehatan yang dibuat masa Obama.
Pada saat bersamaan, pengurangan pengeluaran pemerintah AS diberlakukan--sebagai bagian dari kesepakatan plafon hutang tahun 2011.
Kesepakatan Fiscal Cliff
Tiga jam sebelum batas akhir 1 Januari 2013, Senat AS sepakat untuk menolak fiscal cliff. Menurut versi Senat, yang dikeluarkan dua jam setelah waktu tenggat, menyatakan bahwa pemerintah secara teknis menginginkan melampaui tebing (over the cliff).
Kemudian 21 jam kemudian DPR AS menyetujui kesepakatan fiscal cliff.
Pokok masalah dari kesepakatan tersebut adalah:
- Peningkatan pajak penghasilan 2 persen menjadi 6,2 persen untuk penghasilan sampai dengan 113,700 dolar AS
- Pemberlakuan kembali pemotongan pajak untuk individu yang berpenghasilan lebih dari 400.000 dolar AS dan untuk pasangan yang total penghasilannya 450.000 dolar AS -- yang memberlakukan kembali tarif atas dari 35 persen menjadi 39,9 persen.
Sementara pendapatan yang dihasilkan juga terpengaruh karena peningkatan pajak dari pendapatan investasi dari 15 persen menjadi 23,8 persen bagi para pembayar pajak dan 3,8 persen pendapatan pajak tambahan bagi individu yang berasal dari laba bersih pendapatan investasi bernilai lebih dari 200.000 dolar AS dan pasangan yang total pendapatan investasinya lebih dari 250.000 dolar AS.
Kesepakatan ini juga memberikan kepastian yang lebih besar bagi pembayar pajak di AS terkait pajak alternatif minimal, dan sejumlah jeda pajak yang populer seperti pembebasan untuk bunga pada obligasi pasif, tidak berubah.
Bloomberg melaporkan bahwa lebih dari 80 persen rumah tangga dengan pendapatan antara 50.000--200.000 dolar AS akan membayarkan pajak yang tinggi.
Di antara rumah tangga yang menghadapi pembayaran pajak yang tinggi, rata-rata akan membayar sekitar 1.635 dolar AS, demikian dikatakan pusat kebijakan pajak AS.
Sekitar 2 persen pemotongan pajak penghasilan, yang diberikan selama pelambatan ekonomi (krisis ekonomi), dinyatakan tidak berlaku sejak 31 Desember 2012.
(*)
Penerjemah: Ella Syafputri
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013