"Dia semestinya bertindak lebih cepat lagi dan merangkul oposisi damai yang siap duduk bersama di meja perundingan dengannya," lapor kantor berita Rusia mengutip pernyataan Medvedev, seperti dikutip AFP.
"Ini adalah kesalahan serius baginya, malah mungkin fatal," kata Medvedev dalam pernyataan yang tak biasanya kritis terhadap Assad yang merupakan sekutu tradisional Moskow.
"Sepertinya bagi saya peluang dia untuk bertahan (dalam kekuasaan) terus menyempit dari hari ke hari," kata Medvedev kepada CNN di sela Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.
Sementara itu majelis kehakiman tinggi Suriah mengumumkan penangguhan peradilan atas anggota oposisi sehingga mereka bisa bergabung dalam dialog nasional.
"Majelis kehakiman tinggi telah memutuskan untuk menangguhkan semua dakwaan kepada kekuatan dan individu oposisi sehingga mereka bisa berperan serta dalam dialog nasional," lapor kantor berita Suriah SANA, tanpa menjelaskan lebih jauh.
Sabtu pekan lalu, Menteri Dalam Negeri Mohammed al-Shaar berjanji mengendurkan kembalinya anggota oposisi di pengasingan agar mereka bisa bergabung dalam dialog nasional yang ditawarkan Bashar al-Assad 6 Januari lalu.
Dalam nada pidato yang tidak biasa, Assad mengajukan dialog dengan tokoh-tokoh oposisi yang bukan "budak Barat" dengan syarat pemberontak menghentikan serangannya.
Rezim Bashar al-Assad terus menerus menyebut aktivis dan pemberontak sebagai teroris.
Namun sehari kemudian, Minggu, Medvedev menegaskan pendirian Rusia bahwa rakyat Suriah adalah satu-satunya pihak yang berhak menentukan nasib Bashar al Assad.
"Secara pribadi saya telah menyeru Assad berulangkali, 'Anda perlu memulai reformasi, Anda perlu duduk di meja perundingan'", kata Medvedev kepada CNN. "Dalam pandangan saya, sayangnya pemerintah Suriah berubah tidak siap dengan hal ini." (*)
Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013