Jakarta (ANTARA News) - Para hakim agung membantah adanya isu bahwa satu suara hakim bisa dibeli Rp5 miliar dalam pemilihan ketua Mahkamah Agung (MA) yang akan dilaksanakan pada 8 Februari 2012.
"Saya tidak dengar itu, kami tenang-tenang saja kok di sini. Itu hanya berkembang di luar saja," kata Hakim Salman Luthan, saat ditemui ANTARA usai pelantikan tiga KPT oleh ketua MA di Jakarta, Kamis.
Menurut Luthan, para hakim agung tidak terpengaruh isu tersebut dan tetap bekerja seperti biasa. "Kami tetap kerja seperti biasanya," tegasnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Wakil Ketua non Yudisial MA yang juga calon kandidat ketua MA Ahmad Kamil. "budaya membeli suara hakim bukan merupakan budaya MA," tegasnya.
Kamil juga mengungkapkan bahwa dirinya mendengar isu aliran Rp5 miliar per orang ini dari koran. "Saya pernah baca di koran, orang dalam malah ketawa semua," ungkapnya.
Kamil juga menegaskan bahwa dirinya akan maju mencalonkan diri untuk menggantikan Ketua MA Harifin Andi Tumpa yang akan pensiun per 1 Maret 2012.
"Kalau saya mencalonkan diri karena saya tahu ingin menjadi ketua," tegasnya. Namun dia belum mempunyai visi dan misi khusus dalam mengaet para pendukungnya.
Saat ditanya terkait para calon yang akan maju, Ahmad Kamil mengakui belum mengetahui secara pasti siapa saja yang akan maju dalam bursa pemilihan ketua MA dan para hakim agung berpeluang maju menjadi ketua Mahkamah Agung.
"Nggak tahu, tunggu tanggal 8 Februari, siapa saja calonnya. Nggak ada persaingan, sama-sama berangkat saja," tegasnya.
Kamil juga mengatakan bahwa dirinya tidak melakukan lobi-lobi door to door sesama hakim agar terpilih sebagai ketua MA. "Ya nggak lah, sepengetahuan saya nggak ada door to door itu," kata dia.
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2012