Jakarta (ANTARA News) - Dekan Fakultas Ekologi Manusia (Fema) Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Arif Satria, menyatakan dirinya tidak pernah memberikan tanggapan apa pun tentang layak tidaknya Marissa Haque sebagai doktor lulusan IPB.
"Saya bukan pembimbing dan bukan pula pungujinya serta belum membaca disertasinya sehingga tidak etis kalau saya memberikan penilaian tentang hal tersebut," kata Arif Satria dalam surat elektronik (surel) yang diterima ANTARA News, Minggu.
Sebelumnya diwartakan oleh sejumlah media, polemik Marissa Grace Haque dengan Dee Kartika Djumadi ini berawal dari tudingan @deedeekartika bahwa istri Ikang Fawzi itu tidak lulus S-3 dan disertasinya dibuat orang lain. Kemudian, belakangan membawa-bawa nama Arif Satria ke dalam polemik tersebut.
Dijelaskan oleh Arif bahwa perbincangan dirinya dengan rekannya, Deedee, adalah perbincangan 6-7 bulan lalu yang konteksnya jelas berbeda dengan situasi sekarang. "Tidak relevan lagi untuk diperbincangkan pascakelulusan Marissa ini," katanya.
Arif dalam surelnya itu menegaskan bahwa Icha--sapaan akrab Marissa Grace Haque--telah dinyatakan lulus pada ujian tertutup program doktor di Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan (PSL) IPB pada bulan Desember 2011. Kemudian, pada ujian terbuka, 17 Januari 2012, Marissa dinyatakan lulus program doktor.
Menurut dia, Icha dibimbing oleh para dosen yang memiliki kredibilitas, integritas, dan kompetensi. "Kalau sudah dinyatakan lulus secara resmi oleh IPB, serta dibimbing dan diuji oleh orang yang berkualitas, berarti Marissa layak menjadi doktor," katanya menandaskan.
Dia pun mengucapkan selamat kepada Marissa atas prestasinya itu. Bahkan, Arif turut berbahagia.
"Tentu kita semua berharap bahwa disertasi Marissa dapat memberikan kontribusi yang penting dalam upaya Pemerintah menanggulangi masalah illegal logging," katanya.
Arif mengutarakan bahwa penemuan penting dalam disertasi Icha tersebut perlu terus dikembangkan. Dan, dia berharap Icha terus berkarya dan mengembangkan keilmuannya untuk kemajuan bangsa ini.
Arif juga berharap polemik ini bisa segera berakhir. "Masih banyak persoalan penting bangsa ini yang harus kita pikirkan dan selesaikan sehingga bangsa ini bisa menjadi bangsa yang besar dan maju," ujarnya.
(D007)
Pewarta: D.Dj. Kliwantoro
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2012