Teheran (ANTARA News/Xinhua-0ANA) - Seorang komandan senior militer Iran pada Kamis meremehkan peringatan Amerika Serikat atas ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz.
Wakil Komandan Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) Brigadir Jenderal Hossein Salami mengatakan bahwa Teheran tidak mencari izin Washington untuk menerapkan strategi pertahanan di Teluk Persia, kata TV satelit lokal Press.
"Republik Islam Iran tidak meminta izin kepada negara lain untuk pelaksanaan strategi pertahanannya," kata Salami seperti dikutip dalam reaksi terhadap sikap Washington mengenai kemampuan Teheran untuk menutup Selat Hormuz.
Amerika Serikat tidak dalam posisi untuk memberikan izin kepada Iran, kata Salami, dan menambahkan bahwa sejarah konfrontasi antara Teheran dan Washington telah membuktikan kenyataan ini dan republik Islam telah berhasil melanjutkan strateginya dalam menghadapi tekanan AS.
"Setiap kali, kepentingan vital Republik Islam terancam, kita akan mengancam (kepentingan agresor) sebagai imbalan," kata Salami seperti dikutip oleh situs IRIB TV pada Kamis.
"Latihan militer yang sedang berlangsung adalah wakil dari kemajuan signifikan dalam daya tangkal republik Islam di laut," katanya.
Pentagon pada Rabu memperingatkan Iran terhadap setiap upaya untuk memblokir Selat Hormuz, satu rute minyak yang paling kritis di dunia.
"Ini bukan hanya merupakan masalah penting bagi keamanan dan stabilitas di kawasan itu, tetapi adalah garis hidup ekonomi bagi negara-negara di Teluk, termasuk Iran," kata sekretaris pers Pentagon, George Little.
"Campurtangan dengan transit atau lewatnya kapal melalui Selat Hormuz tidak akan ditoleransi."
Pernyataan Little datang setelah para pejabat tinggi Iran mengancam untuk menutup jalan minyak yang penting itu.
Wakil Pertama Presiden Iran Mohammad-Reza Rahimi mengatakan pada Selasa, bahwa Iran akan menutup Selat Hormuz jika ekspor minyaknya diberi sanksi oleh Barat.
Sekali lagi, Komandan Angkatan Laut Iran Laksamana Habibullah Sayyari mengatakan pada Rabu, bahwa pasukan angkatan laut negara itu dapat dengan mudah memblokir rute minyak jika diperlukan.
Dalam pernyataan terpisah, Armada Kelima Pangkalan AS di Bahrain mengatakan pada Rabu bahwa "siapa pun yang mengancam untuk mengganggu kebebasan navigasi di selat internasional adalah jelas di luar komunitas bangsa-bangsa; gangguan apapun tidak akan ditoleransi."
Angkatan Laut Iran, yang meluncurkan latihan 10-hari dijuluki Wilayat 90 pada Sabtu bermaksud menutup perairan sepanjang 2.000 kilometer yang membentang dari timur Selat Hormuz di Teluk Persia ke Teluk Aden, dan terus melakukan latihan pada Kamis.
Wakil komandan angkatan laut Iran Mahmoud Sayyed Mousavi mengatakan pada Kamis bahwa pasukan angkatan laut Iran mendeteksi sebuah kapal induk AS Rabu di daerah yang sedang berlangsung latihan militer angkatan laut, kata laporan Press TV.
Mousavi tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang kapal induk AS.
(H-AK/B002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011