Jenewa (ANTARA News/AFP) - Kepala badan hak asasi manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Navi Pillay, pada Selasa (Rabu WIB) mengutuk gelombang baru kekerasan di Yaman karena lebih dari 30 orang, termasuk tiga anak, dilaporkan tewas.

"Warga sipil tak bersenjata, termasuk anak-anak yang sangat muda, telah tertembak dan tewas atau dengan luka serius," kata Komisaris Tinggi PBB untuk HAM (UNHCHR) itu.

Ia menegaskan, "Mengejutkan dan sangat mengecewakan bahwa meskipun ada perjanjian dan gencatan senjata yang berhasil, pasukan keamanan pemerintah terus menggunakan amunisi tajam terhadap demonstran."

Lebih dari 30 orang dilaporkan tewas sejak pekan lalu dalam bentrokan di kota terbesar kedua di Yaman, Taez. Oposisi menyalahkan rezim pemerintahan atas kekerasan mematikan itu.

Pillay minta pada pasukan keamanan Yaman dan pasukan bersenjata anti-pemerintah untuk melakukan pengekangan diri.

"Kekerasan pasti bukan cara untuk menyelesaikan kesulitan-kesulitan yang Yaman hadapi. Pemerintah harus dengan segera menjamin bahwa kekuatan yang mematikan dan senjata berat tidak digunakan terhadap para demonstran damai," ujarnya.

Ia menyerukan penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Taez, dan orang-orang yang bertanggung jawab harus diadili.

Selain itu, ia juga minta staf dari UNHCHR diberi akses segera untuk menilai situasi hak asasi manusia di tempat itu.
(Uu.S008)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011