Jakarta (ANTARA News) - Direktur Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan masih ada peluang untuk Bank Indonesia menurunkan BI rate dari posisi saat ini 6,0 persen.
"Kalau melihat hitung-hitungan dengan inflasi yang rendah, tentu saja ruang itu masih ada, cuma masalahnya lagi-lagi tidak hanya melihat keputusan suku bunga itu dari inflasi tapi melihat dampaknya terhadap aliran dana asing," kata Perry usai mengikuti uji kelayakan dan kepatutan calon Deputi Gubernur BI di DPR Senin.
Menurutnya, dengan situasi ekonomi global yang sedang gonjang-ganjing, perlu ada upaya untuk meningkatkan efektifitas pertumbuhan ekonomi yang sudah dilakukan.
"Kemarin kan turun 75 bps. Sudah ada sejumlah bank yang turunkan bunga kredit. Harapannya bank menurunkan dengan proporsi yang sama," katanya.
Dengan kondisi ekonomi global yang belum pasti, Perry mengharapkan sudah ada protokol manajemen penanganan krisis yang dibuat dengan Kemenkeu.
"Tahun depan harapannya sudah ada integrasi dalam protokol manajemen krisis nasional. Tidak hanya krisis nilai tukar tapi juga perbankan, pasar modal, dan lain-lain," katanya.
Sementara dalam paparannya dihadapan anggota Komisi XI, Perry mengatakan BI perlu mereposisi strategi dan arah kebijakannya, dan memfokuskan kebijakan moneternya pada penurunan suku bunga untuk menstimulus perekonomian, di samping tetap memperkuat kemampuan pencegahan krisis.
Demikian pula, kebijakan perbankan dan sistem pembayaran perlu difokuskan pada peningkatan akses, efisiensi dan daya saing untuk pembiayaan sektor riil dan kemudahan transaksi bagi dunia usaha.
(ANT)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011