Pertama saya mendengar suara petir, lalu diikuti suara, seperti benda jatuh ke air dengan kuat. ...."
Samarinda (ANTARA News) - Jembatan Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, ambruk sekitar pukul 16.30 WITA atau saat lalu lintas ramai. Tak pelak, beberapa mobil dan sepeda motor dilaporkan ikut terjatuh dan tenggelam di Sungai Mahakam.
"Pertama saya mendengar suara petir, lalu diikuti suara, seperti benda jatuh ke air dengan kuat. Ketika saya keluar rumah, banyak orang-orang ribut, katanya jembatan roboh. Akhirnya saya langsung melihat ke sana, ternyata benar, jembatannya sudah runtuh," kata Farida, Warga Tenggarong Seberang yang rumahnya tak jauh dari jembatan itu, saat dihubungi dari Samarinda, Sabtu.
Menurut dia, setelah sampai di Jembatan Kartanegara, warga sudah banyak yang bergerombol. Dia juga mengatakan banyak saksi yang melihat banyak sepeda motor dan sejumlah mobil yang melintas saat jembatan itu roboh, sehingga pengendaranya juga ikut terjatuh.
Hingga saat ini, banyak masyarakat, baik dari warga Tenggarong, Tenggarong Seberang, maupun dari Kota Samarinda yang mengerubungi untuk melihat kondisi Jembatan Kutai Kartanegara yang menghubungkan antara Tenggarong, Tenggarong Seberang, dan Kota Samarinda itu.
Sejauh ini belum ada kepastian jumlah sepeda motor dan mobil yang ikut terjatuh ke Sungai Mahakam. Pasalnya, belum ada petugas yang dapat dihubungi. Namun, Tim SAR sudah berada di lokasi untuk mencari para korban.
Menurut Farida, para saksi mengatakan pada saat runtuhnya jembatan tersebut, lalu lintas kendaraan, baik sepeda motor, maupun mobil sedang ramai, sehingga diperkirakan ada puluhan pengendara dan penumpang yang ikut terjatuh.
Jembatan Kutai Kartanegara adalah jembatan yang melintas di atas Sungai Mahakam dan merupakan jembatan gantung terpanjang di Indonesia.
Bentang bebasnya yang tergantung tanpa penyangga mencapai 270 meter.Dari total panjang jembatan yang mencapai 710 meter.
Pada pertengahan Februari 2011, jembatan ini sudah mengalami pergeseran sekitar 15 cm ke arah dalam sehingga saat itu masyarakat mengkhawatirkan akan ambruk.
Namun saat itu Kepala Dinas PU Kukar, Didi Ramyadi, mengatakan bahwa pergeseran itu masih dalam batas toleransi sehingga tidak akan ambruk.
(ANT/D007)
Editor: Guntur Mulyo W
Copyright © ANTARA 2011