"Ada yang mengatakan negara akan maju karena sumber daya alam yang besar, sejarah yang panjang, atau penduduk yang besar, tapi ternyata ekonomi yang menentukan,"
Surabaya (ANTARA News) - Mantan Wapres Jusuf Kalla menegaskan bahwa semangat untuk maju bisa menentukan suatu negara akan maju atau berkembang.
"Ada yang mengatakan negara akan maju karena sumber daya alam yang besar, sejarah yang panjang, atau penduduk yang besar, tapi ternyata ekonomi yang menentukan," katanya di Surabaya, Rabu.
Ia mengemukakan hal itu saat berbicara dalam seminar kewirausahaan bertajuk "Menantang Dunia dengan Wirausaha Menuju Indonesia Mandiri" yang digelar Pusat Pembinaan Karir dan Kewirausahaan (PPKK) Unair bekerja sama dengan PT Semen Gresik (SG) dalam rangka Dies Natalis ke-57 Unair.
Menurut Ketua Umum PMI itu, Jepang dan Korea adalah negara dengan sumber daya alam terbatas, Belanda adalah negara berpenduduk hanya delapan juta, dan China adalah negara berpenduduk besar.
"Semuanya bisa maju, termasuk China, karena ekonomi mereka juga maju dan kemajuan ekonomi itu ditentukan semangat untuk maju," katanya dalam seminar yang juga menampilkan Dirut PT Semen Gresik, DR Ir Dwi Soetjipto.
Ia menambahkan bila ekonomi maju, maka negara, militer, dan sebagainya juga akan maju, karena itu wirausaha itulah yang menentukan kemajuan suatu bangsa.
"Apalagi untuk menjadi PNS sekarang sudah tertutup, kecuali di bidang kesehatan, pendidikan, dan pertanian, karena itu menjadi wirausaha itulah solusinya," katanya.
Untuk menjadi wirausaha yang menang dalam persaingan, pengusaha nasional itu menyebut tiga kunci yakni memproduksi sesuai yang lebih baik/enak, lebih murah, dan lebih cepat.
Sementara itu, Dirut PT Semen Gresik DR Ir Dwi Soetjipto mengatakan sumber daya alam Indonesia memang besar, tapi semuanya masih "mentah" sehingga tidak berdampak pada kemajuan, karena tidak ada nilai tambah.
"Karena itu, sumber daya manusia harus melakukan pergeseran dengan bukan menikmati bahan mentah dari alam, namun memberinya nilai tambah. Kalau kita menjual gas, misalnya, akan bernilai satu, tapi kalau menjual pupuk akan bernilai lima, karena ada nilai tambah di dalamnya," katanya.
Namun, katanya, mereka yang meningkatkan nilai tambah dengan menjadi wirausaha harus bersemangat, inovatif, berani, konsisten pada target bersama, dan mengesampingkan intervensi politis.
"Kalau kita bersemangat dan bekerja keras dalam rel yang benar, tentu akan didukung, apalagi bila kita senantiasa melakukan sinergi melalui pendekatan keinginan karyawan dan melakukan perencanaan bersama," katanya.
(T.E011/M026)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011