Bandung (ANTARA News) - BUMN strategis dan manufaktur menandatangani key performance indicator (KPI) dan komitmen pengembangan bisnis dengan Deputi Bidang Usaha Industri Strategis dan Manufactur Kementerian BUMN.
Penandatangan komitmen pencapaian target usaha tersebut dilakukan di penghujung rapat kerja dengan tema penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun 2012 dalam Rangka Transformasi dan Peningkatan Daya Saing BUMN di Hotel Hyatt Kota Bandung di Jawa Barat, Kamis malam.
"BUMN didorong untuk melakukan lompatan dan positioning lebih kuat lagi sehingga perusahaan berdaya saing di dalam dan di luar negeri, tentunya didukung oleh inovasi dan kekuatan riset & development. Semuanya untuk mendukung keberhasilan MP3EI yang dicanangkan pemerintah," kata Deputi Bidang Usaha Strategis dan Manufacture Kementerian BUMN Irnanda Laksanawan.
Menurut Irnanda, dalam RKAP mendatang, BUMN fokus menitik beratkan pada transfomasi dan tidak sebatas berdasarkan pencapaian porto folio perusahaan saja. Untuk itu peran riset & development dari pengembangan produk akan menjadi penarik daya saing sehingga lebih efesien, lebih murah, canggih dan diserap pasar.
Cepatnya pergeseran porto folio bisnis yang dihadapkan dengan persaingan ketat dengan produk lainnya mengharuskan BUMN lebih siap dan memperkuat teknologi dan inivasi dalam pengembangan bisnisnya.
"Penyertaan Modal Negara yang besarannya Rp2 triliun diharapkan bisa memacu dan dipastikan membuat kurva bisnis BUMN lebih baik dan diserap pasar, sehingga daya saing meningkat," kata Irnanda.
Penggunaan dan penerapan teknologi terbaru menurut dia akan menciptakan pasar baru pula yang membuat perusahaan tetap eksis dalam persaingan yang kian ketat di pasar global.
"Teknologi dan hasil kerja R&D perusahaan akan menentukan penciptaan market baru, untuk itu perlu bergandeng tangan membuat pasar dan produk baru di dalam dan luar negeri, bila tidak maka akan terlibas," katanya.
Ia mencontohkan pergerakan porto folio bisnis yang bergerak cepat salah satunya dialami oleh Telkom, Infofarma, Kimia Farma, Bio Farma, Krakatau Steel dan lainnya.
"Bila kehilangan moment maka bisnis akan terlibat, contohnya Bio Farma bila tidak meluncurkan produk baru maka empat tahun ke depan akan habis, yang lainnya juga sama tertinggal inovasi produk maka revenue akan hilang," katanya.
Untuk pengembangan bisnis, Kementerian BUMN juga menyatakan komitmennya untuk mendukung program R&D yang merupakan salah satu paket dari pengembangan.
"Kalau ada kendala segera bicarakan, butuh biaya ajukan proposal. Pastikan Direksi mengikuti penyusunan RKAP secara optimal," katanya.
Selain penandatanganan KPI yang dilakukan 38 BUMN di kedeputia usaha strategis dan manufacture, juga dilakukan MoU tentang penghematan energi (saving energy), penandatanganan MoU PT Telkom Indonesia Tbk dengan PT Balai Pustaka serta MoU dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dalam bidang pedidikan dan pengembangan karakter bangsa.
Pada kesempatan itu juga dilakukan pemaparan program kerja sejumlah BUMN strategis dan manufactur seperti PT Pindad, PTDI, Krakatau Steel, Telkom dan Pertamina.
(ANTARA)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011