...Hatta juga mengaku belum mendapatkan laporan resmi dari Menteri Perdagangan maupun Menteri Pertanian terkait impor kentang yang membuat harga jual di tingkat petani anjlok hingga 50 persen..
Jakarta (ANTARA News) - Walau Indonesia mengklaim diri sebagai negara agraris, nyatanya banyak komoditas pertanian diimpor. Argumen pemerintah sederhana saja, karena keperluan komoditas pertanian itu ada yang belum mencukupi keperluan domestik.
Menko Perekonomian, Hatta Rajasa, mengatakan, semua keputusan impor terkait komoditas pertanian termasuk kentang seharusnya ditetapkan dalam rapat koordinasi atas permintaan kementerian teknis apabila kebutuhan dalam negeri belum mencukupi.
"Seharusnya khan Kementerian Pertanian bisa mengantisipasi itu. Karena prinsipnya selalu saya katakan setiap rakor pangan, seluruh pangan kita dari petani harus dibeli, didahulukan, tidak boleh tidak, kalau kurang baru impor," ujarnya di Jakarta, Selasa.
Hatta menegaskan keputusan untuk melakukan impor tidak boleh dilakukan secara sepihak, apalagi dengan ancaman krisis global, pasar domestik seharusnya lebih diutamakan dan dilindungi.
"Kita sedang menghadapi krisis, dimana saya sedang menjaga pasar domestik kita ini harus berkembang, tidak boleh yang namanya petani kita ini, industri kita dan sebagainya mati karena barang impor," ujarnya.
Hatta juga mengaku belum mendapatkan laporan resmi dari Menteri Perdagangan maupun Menteri Pertanian terkait impor kentang yang membuat harga jual di tingkat petani anjlok hingga 50 persen.
"Kita akan cek, apakah ini karena penyelundupan atau karena apa, kita belum tahu," katanya.
Sedangkan, Menteri Perdagangan, Mari Pangestu, belum dapat memberikan konfrimasi dan masih mempelajari mengenai impor kentang yang dimaksud, serta melakukan koordinasi lebih lanjut dengan Kementerian Pertanian.
"Kita akan pelajari, ini kan masalah kalau cukup maka tidak usah impor, jadi tidak bermasalah, tapi bagaimana produksi itu ditingkatkan itu kita koordinasikan dengan Kementerian Pertanian," ujarnya.
Sementara, Menteri Pertanian Suswono justru mengaku Kementerian Pertanian belum pernah mendapatkan data akurat mengenai seberapa banyak produksi kentang yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas komoditas ini.
"Sejauh ini hampir tidak pernah diajak bicara untuk berapa volume produksi sehingga bisa diketahui berapa kekurangannya. Sekarang faktanya banyak petani-petani kentang yang terpukul karena harga yang murah sehingga tidak membangkitkan semangat dia menanam kentang. Ini yang harus dihindari," ujarnya. (ANT)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011