Muara Teweh (ANTARA News) - Kabut asap tebal yang melanda wilayah Kabupaten Barito Utara dan Murung Raya, Kalimantan Tengah, sekarang berdampak pada penerbangan pesawat terbang tujuan dari dan ke Bandara Beringin Muara Teweh.

"Seluruh penerbangan dari dan ke Muara Teweh hari ini terpaksa dibatalkan akibat kabut asap tebal semakin parah," kata seorang petugas Bandara Beringin Muara Teweh, Sidik, Kamis.

Penerbangan yang batal itu dengan rute Muara Teweh - Banjarmasin, Kalimantan Selatan dan Muara Teweh - Balikpapan, Kalimantan Timur yang dilayani maskapai Susi Air dan pesawat Pelita Air tujuan Muara Teweh - Balikpapan .

Bahkan pesawat Susi Air yang dijadwalkan mendarat sekitar pukul 10.00 Wib di Muara Teweh yang datang dari Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin terpaksa mengalihkan pendaratan ke Bandara Sepinggan Balikpapan.

Pesawat jenis Cessna yang berpenumpang tujuh orang tersebut sempat berputar-putar di atas kota Muara Teweh sekitar 20 menit atau sebanyak enam kali berputar di atas lapangan terbang pada salah satu kabupaten di pedalaman Sungai Barito itu.

"Karena bandara yang tertutup kabut asap tebal, pilot memutuskan terbang atau mendarat ke Balikpapan dan pihak manajemen Susi Air memutuskan membatalkan semua penerbangan ke Muara Teweh," katanya.

Kabut asap masih tebal hingga siang hari, sehingga Pelita Air yang rencananya berangkat dari Balikpapan menuju Muara Teweh juga batal berangkat karena jarak pandang kabut asap hanya sekitar 500 meter dengan vertical visibility (jarak ke atas) 800 feet.

"Kita harapkan kabut asap besok berkurang dan penerbangan kembali normal, karena sudah berdampak pada arus mudik lebaran tahun ini," katanya.

Batalnya semua penerbangan dari dan ke Muara Teweh itu membuat sejumlah penumpang baik tujuan Balikpapan dan Banjarmasin kecewa karena sebagian besar para penumpang dari perusahaan tambang batu bara dan gas itu ada yang langsung berangkat tujuan Jakarta dan daerah lainnya.

"Tiket pesawat saya tujuan Balipapan ke Jakarta hari ini yang dibeli seharga Rp2 juta hangus karena pesawat Susi Air yang akan membawa saya gagal mendarat dan membatalkan penerbangan akibat kabut asap," kata seorang calon penumpang tujuan Muara Teweh - Balikpapan.

Selain calon penumpang Susi Air, penumpang Pelita Air juga terpaksa melanjutkan perjalanan menggunakan jalan darat ke Balikpapan dan Banjarmasin dengan jaak tempuh sekitar 9-12 jam.

"Saya harus melanjutkan perjalanan ke Balikpapan melalui jalan darat akibat penerbangan dibatalkan, karena esok hari saya harus berangkat ke Jakarta," kata salah seorang warga Muara Teweh, Syahbudin.

Penerbangan pesawat terbang Susi Air tujuan Bandara Beringin Muara Teweh juga dilakukan setiap hari, rute ini bukan penerbangan reguler melainkan pesawat carteran perusahaan tambang batu bara, namun bagi warga yang ingin menggunakan jasa penerbangan itu tetap bisa dengan harga tiket relatif mahal sekitar Rp1 juta per orang.

Sedangkan Pelita Air melayani rute Muara Teweh - Balikpapan dan sebaliknya setiap hari Kamis dalam sepekan sekali yang merupakan pesawat terbang carteran perusahaan minyak dan gas (migas) yang beroperasi di Barito Utara.

Sedangkan pesawat reguler dengan penerbangan subsidi pemerintah dilakukan maskapai Aviastar tujuan Muara Teweh - Palangka Raya hanya dua hari sekali dalam sepekan yakni hari Selasa dan Jumat.

Kepala Kantor Seksi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah IV Muara Teweh, Yusuf Trismanto mengatakan kabut asap yang melanda kawasan pedalaman Barito dalam tiga hari terakhir ini akibat pembakaran lahan untuk berladang oleh masyarakat.

Hasil pemantauan petugas KSDA wilayah IV Muara Teweh yang membawahi empat kabupaten selain Barito Utara juga Barito Selatan, Barito Timur dan Murung Raya kawasan yang terbakar berasal dari lahan milik masyarakat dan diperparah kiriman dari kabupaten di Kalteng lainnya yang berasal dari areal perkebunan kelapa sawit terbakar.

"Jadi titik api (hotspot) itu untuk sementara berasal dari lahan milik warga dan kiriman dari daerah lain, sedangkan kawasan perkebunan dan konservasi di daerah ini masih belum ditemukan," katanya.

Akibat kabut asap semakin tebal terjadi pada Kamis (25/8) memmbuat cuaca di kota Muara Teweh terlihat gelap dan sebagian warga sudah menggunakan masker karena kabut asap sudah mengeluarkan bau yang menyengat dan menganggu pernafasan.

(K009/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011