Jakarta (ANTARA News) - Saat ini diperkirakan hanya tersisa sekitar 400 harimau sumatera sehingga upaya penyelamatan satwa ini sangat mendesak, demikian pernyataan WWF Indonesia yang disiarkan ANTARA di Jakarta, Kamis.

World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia menyatakan, harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) merupakan satu-satunya sub-spesies harimau yang tersisa di Indonesia, sejak harimau jawa dan harimau bali punah pada awal abad 20.

Perburuan dan perdagangan ilegal merupakan salah satu ancaman terbesar bagi kelestarian harimau Sumatera dan seringkali melibatkan jaringan yang lebih besar dan kuat secara finansial.

Ketua Koordinator Tiger Protection Unit WWF-Indonesia, Osmantri mengatakan bahwa perdagangan gelap satwa liar merupakan sumber kerugian negara dan harus ditangani sebagaimana penanggulangan pembalakan liar.

"Secara umum, perdagangan gelap satwa liar juga merupakan sumber kerugian negara dan tak kalah penting untuk ditangani sebagaimana penanggulangan pembalakan liar," kata Osmantri.

Pemerintah Indonesia merupakan salah satu dari 13 pemerintah negara sebaran harimau di dunia yang ikut menandatangani komitmen Program Pemulihan Harimau Global (Global Tiger Recovery Program) termasuk pelestarian harimau Sumatera dan habitatnya, di St Petersburg, Federasi Russia November 2010 lalu.

Salah satu tujuan jangka panjang komitmen tersebut adalah meningkatkan penegakkan hukum terhadap perburuan dan perdagangan harimau ilegal. Hal ini juga sejalan dengan Rencana Strategis Konservasi Harimau Sumatera 2007-2017 yang telah disepakati oleh pemerintah Indonesia dan parapihak terkait.

"Keberhasilan dan kegagalan dalam upaya ini akan menjadi sorotan dunia internasional dan dapat berimplikasi pada citra bangsa," katanya. (ANT)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011