Intelijen di lapangan belum memberi laporan seperti itu... Kami akan cari tahu apa motifnya...
Pontianak (ANTARA News) - Komando Daerah Militer XII/Tanjungpura langsung bergerak cepat begitu ada kabar masyarakat di garis perbatasan negara di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, akan mengibarkan bendera Malaysia pada 17 Agustus nanti, sebagai bentuk protes ketertinggalan pembangunan.
Menurut UU Nomor 34/2004, TNI juga bertugas pokok menjaga keutuhan wilayah Indonesia, di darat, udara, dan laut. Itu pula sebab Markas Besar TNI membentuk tiga satuan tugas pengamanan perbatasan negara di Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, dan Pulau Irian.
"Intelijen di lapangan belum memberi laporan seperti itu. Kami akan periksa kebenaran informasi tersebut. Kami akan cari tahu apa motifnya," kata Kepala Penerangan Komando Daerah Militer XII/Tanjungpura, Letnan Kolonel Infanteri Desius, di Pontianak, Selasa.
Sementara itu, Koordinator Komunikasi Informasi Masyarakat Perbatasan, Ambrosius Murjani, mendukung para kepala desa di perbatasan yang akan mengibarkan bendera Malaysia di perbatasan, pada Hari Kemerdekaan RI ke-66, 17 Agustus 2011.
Murjani saat dihubungi melalui telepon genggamnya mengatakan, pengibaran bendera Malaysia di sepanjang perbatasan sebagai wujud protes masyarakat di perbatasan terhadap pemerintah pusat yang sangat minim dalam memperhatikan kesejahteraan masyarakat di perbatasan.
"Di perbatasan minim pembangunan sarana fital berbeda jauh dengan di ibu kota negara yang semuanya tersedia," ungkpanya.
Ia menambahkan, di wilayah Kabupaten Sintang, terdapat dua kecamatan dan delapan desa yang berbatasan langsung dengan wilayah Malaysia, sebagian besar wilayah itu tertinggal dari segi pembangunan.
Ia mencontohkan, kondisi jalan di sepanjang perbatasan yang hingga kini masih berlubang dan berdebu di musim kemarau. Pada musim penghujan jalan tidak bisa dilewati karena lumpur tebal, kondisi itu membuat hasil pertanian dan ekonomi warga tidak bisa bergerak.
"Jalan masih saja jalan tanah dan masih banyak lagi ketertinggalan pembangunan di semua lini sementara di pusat berbeda terbalik dengan di desa-desa di kawasan perbatasan Indonesia di Kalimantan Barat - Malaysia," kata Murjani. (A057)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011