Toulouse, Prancis (ANTARA News) - Gunung berapi Dubbi di Eritrea, di Afrika, telah meletus dan memancarkan gulungan abu volkanik hingga sejauh 15 kilometer ke udara, Senin, yang mengganggu lalu-lintas udara di kawasan itu, demikian menurut Pusat Penasehat Abu Volkanik (VAAC).
Letusan itu, yang terjadi pada sekitar pukul 21 GMT Ahad (pukul 04.00 WIB) Senin, "signifikan", menurut Jean Nicolau dari Dinas Cuaca Prancis Meteo-France, yang menjadi markas operasi VAAC untuk Eropa selatan dan Afrika.
"Berdasarkan pada gambar satelit yang kami lihat, abu volkanik itu mencapai ketinggian 13 hingga 15 kilometer (42.650 - 49.200 kaki)," kata dia, yang menambahkan: "Kita tidak dalam situasi kritis seperti pada gunung berapi Grimsvotn di Islandia, yang memrihatinkan zona lalu-lintas udara yang sangat sibuk, karena lalu-lintas udara jauh kurang penting" di Afrika timur.
Mega abu volkanik itu bagaimanaun telah memaksa Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton untuk memperpendek lawatannya ke Afrika, Senin, karena risiko mega abu volkanik itu bergerak ke arah tempatnya berada di Addis Ababa, kata seorang pejabat senior AS.
Wartawan AFP mengkonfirmasi pesawatnya telah berangkat pada sekitar pukul 22.00 waktu setempat (pukul 19.00 GMT)
Hillary seharusnya tinggal di Ethiopia hingga Selasa siang sebagai bagian dari lawatannya ke beberapa negara Afrika.
Letusan itu, yang terus terjadi hingga Senin malam, adalah letusan pertama gunung berapi itu sejak 1961.
Menurut simulasi awal Meteo-France, mega abu berkepadatan lebih rendah mengarah ke Sudan, sementara yang berkepadatan lebih tinggi menuju ke barat atau baratdaya.
"Jika mendung abu itu mencapai Mesir, Israel atau semenanjung Arab, dampaknya pada lalu-lintas udara akan lebih signifikan, tapi terlalu dini untuk tahu," kata Nicolau.
Di Berlin, juru bicara perusahaan penerbangan Lufthansa Marco Dall`Asta mengatakan penerbangan Frankfurt-Addis Ababa maskapai itu telah dibatalkan dan bahwa penerbangannya dari Frankfurt ke ibukota Eritrea, Asmara, via Jeddah telah dihentikan di Jeddah.
"Belum ada yang diputuskan untuk besok (Selasa)," katanya. (S008/AK/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011