Beirut (ANTARA News) - Perdana Menteri Libanon Najib Mikati Senin mengumumkan pemerintah baru yang didominasi oleh sekutu-sekutu Hizbullah dukungan Iran, yang mungkin akan menimbulkan kekhawatiran di antara negara-negara besar Barat.
Mikati ditunjuk untuk membentuk pemerintah setelah Hizbullah dan sekutunya menjatuhkan koalisi pimpinan perdana menteri Saad al-Hariri yang didukung Barat pada Januari lalu karena perselisihan yang melibatkan penyelidikan pengadilan yang didukung PBB yang menyelidiki pembunuhan negarawan Rafik al-Hariri, ayah Saad.
"Biarlah kami bekerja dengan segera menurut psinsip-prinsip dan dasar bahwa telah menegaskan komitmen kami beberapa kali, yakni ... untuk mempertahankan kedaulatan Libanon dan kemerdekaannya serta membebaskan tanah yang masih diduduki musuh, Israel," kata Mikati di Istana Kepresidenan Baabda.
Percekcokan politik telah menangguhkan pembentukan kabinet itu, termasuk ketidaksepakatan mengenai jabatan-jabatan yang sensitif.
Mohammed Safadi, mantan menteri perekonomian, ditunjuk sebagai menteri keuangan dan akan berupaya untuk memperbaiki perkiraan pertumbuhan Libanon yang bertahan pada sekitar 2,5 persen tahun ini, yang didorong turun oleh perselisihan politik.
Fayez Ghusn ditunjuk sebagai menteri pertahanan dan Marwan Charbel sebagai menteri dalam negeri. Nicolas Sehnawi diberi jabatan menteri telekomunikasi, jabatan yang dipenuhi dengan kontroversi karena ketidaksepakatan dalam memprivatisasi sektor itu.
Hariri, yang didukung Barat dan Arab Saudi, menolak masuk kabinet Mikati.
Tujuan penting pemerintah akan disetujui dalam sikap bersama untuk menghadapi dakwaan oleh pengadilan dukungan PBB yang diperkirakan akan melibatkan beberapa anggota Hizbullah dalam pembunuhan Hariri 2005. Kelompok itu membantah hubungan apapun dengan serangan tersebut.
Mikati, yang mengatakan ia secara politik netral, mengatakan pemerintah Libanon akan berusaha untuk menjaga hubungan positif dengan semua negara Arab.
Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang sedang memerangi pemberontakan rakyat terhadap pemeritahannya yang sudah 11 tahun, telah menelpon Mikati untuk mengucapkan selamat padanya, kata media Libanon. Suriah adalah sekutu kuat Hizbullah, pemain utama dalam koalisi politik yang telah membantu membawa Mikati ke kekuasaan pada Januari lalu.
"Pemerintah ini akan mempertahankan hubungan persaudaraan dan kuat yang mengikat Libanon dengan semua negara Arab tanpa kecuali," kata Mikati, demikian Reuters melaporkan. (S008/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011