"Dengan hormat kepada Bank Dunia, saya tidak memiliki diskusi dengan siapa pun," Clinton mengatakan ketika ditanya tentang laporan kantor berita Reuters bahwa dia mempertimbangkan melamar untuk pekerjaan tersebut setelah menyelesaikan masa jabatannya sebagai diplomat tertinggi AS tahun depan.
"Saya telah buktikan tidak tertarik kepada apa pun, saya tidak memiliki kepentingan apapun dan saya tidak mengejar posisi itu," kata Clinton saat berkunjung ke Zambia.
"Tapi saya sepenuhnya didedikasikan untuk pelayanan saya sebagai menteri luar negeri," Clinton mengatakan dalam jumpa pers dengan Presiden Zambia, Rupiah Banda.
"Kami memiliki banyak pekerjaan di depan kita dan kami melakukan semua yang kami bisa untuk melaksanakan visi kami, memperbaiki dan meningkatkan hubungan di seluruh dunia, termasuk di sini di Afrika, atas nama negara kami," katanya.
Reuters mengatakan Clinton dalam diskusi dengan Gedung Putih untuk meninggalkan pekerjaan dia tahun depan dan mengambil alih jabatan sebagai kepala Bank Dunia, menggantikan Robert Zoellick, ia akan meninggalkan posisinya pada akhir masa jabatannya pertengahan 2012.
Sebuah sumber yang dekat dengan pemberi pinjaman global awal pekan ini mengindikasikan kepada AFP bahwa Amerika Serikat sedang mempelajari kemungkinan pencalonan Clinton untuk kepala
Bank Dunia, di mana orang Amerika secara tradisional memegang jabatan tertinggi di lembaga tersebut.
Namun para pejabat senior di pemerintahan Presiden Barack Obama telah tegas membantah laporan Reuters, dengan salah satu penasihat dekat dengan Clinton, Philippe Reines, menyebutnya "100 persen tidak benar."
"Dia telah menyatakan sama sekali tidak tertarik pada pekerjaan itu. Dia tidak akan menerimanya jika ditawarkan," kata Reines kepada AFP saat cerita itu pecah.
Juru bicara Gedung Putih Jay Carney juga mengatakan laporan itu "sama sekali tidak benar."
Clinton secara terbuka beberapa kali mengatakan bahwa ia akan mengundurkan diri sebagai menteri luar negeri pada akhir pemerintahan saat ini, dan spekulasi telah berputar-putar di sekitar rencana masa depannya.
Mantan ibu negara dan senator New York itu telah menjadi tokoh utama dalam Partai Demokrat sejak 1990-an dan mengobarkan perang politik selama sebulan bertarung dengan Obama dalam pemilu presiden 2008.
Dua mantan saingannya cepat memperbaiki sikap netral setelah Obama memenangkan nominasi, bagaimanapun, dan semuanya telah bekerja sama dengan baik. (A026/A027/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011