Cukup memegang paspor, mahasiswa dan dosen sudah bisa studi ke luar negeri"
Surabaya (ANTARA News) - Sepuluh negara ASEAN sepakat memberi kemudahan kepada mahasiswa dan dosen untuk melakukan perkuliahan antarnegara anggota, demikian Wakil Tetap Indonesia untuk ASEAN, Duta Besar Ngurah Swajaya, dalam seminar "Pembentukan Komunitas ASEAN 2015: Peluang dan Tantangan bagi Jawa Timur" di Surabaya, Rabu.
"Para mahasiswa maupun dosen yang ingin menempuh studi ke luar negeri tidak perlu takut kredit mata kuliahnya tidak diakui di perguruan tinggi lain di negara lain, karena seluruh kredit mata kuliah pada perguruan tinggi di Indonesia akan diakui negara lain," katanya.
Bahkan, mahasiswa dan dosen tidak perlu mengurus visa untuk bisa belajar ke luar negeri ke sesama negara ASEAN.
"Cukup memegang paspor, mahasiswa dan dosen sudah bisa studi ke luar negeri," katanya.
Menurut dia, kemudahan studi ke luar negeri itu merupakan komitmen bersama 10 negara ASEAN sebagai sesama komunitas ASEAN yang akan diterapkan pada 2015.
"Jadi, seluruh perguruan tinggi di Jawa Timur harus siap menyongsongnya. Kalau tidak ya akan ketinggalan. Nantinya juga akan dirancang standar kelulusan bersama seluruh perguruan tinggi di ASEAN," katanya.
Selain kemudahan studi, perguruan tinggi juga bisa melakukan riset bersama dengan perguruan tinggi sesama negara ASEAN.
Swajaya menyebutkan setiap tahun tercatat 40 juta penduduk ASEAN saling mengunjungi antarnegara.
"Karena itu, kami di sini akan menyepakati master plan ASEAN conectivity yang di dalamnya nanti mengatur masalah people to people conectivity, khususnya bagi pelajar," katanya.(*)
E011/R010
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011
Apakah perihal tersebut berlaku untuk PTS?