Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan upaya pemberantasan pembalakan liar di dalam negeri harus disertai dengan penangkapan para penadah kayu hasil pembalakan liar di luar negeri.

Dua faktor tersebut merupakan penentu keberhasilan upaya pemberantasan pembalakan liar di Indonesia, kata Presiden SBY pada peringatan hari lingkungan hidup sedunia di Istana Negara, Jakarta, Selasa.

"Yang namanya illegal logging banyak tukang tadahnya di luar negeri. Kalau mau baik bareng-bareng kita beresi di dalam negeri, jangan ada tukang tadah dari kayu-kayu yang tidak legal, kayu-kayu yang tidak halal, kayu-kayu yang tidak sebenarnya bisa dijual di luar negeri," tutur Presiden.

Indonesia, lanjut Kepala Negara, saat ini sudah cukup serius dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup dan memberantas pembalakan liar.

Ia mengajak semua pihak untuk mempertahankan posisi Indonesia yang oleh dunia internasional telah dinilai cukup komitmen dalam menjaga kelestarian lingkungan, khususnya hutan primer.

"Marilah kita jaga terus menerus Indonesia bisa menjadi  global champion yang tentu baik bagi kita semua," ujarnya.

Presiden dalam pidatonya mengingatkan upaya mengatasi perubahan iklim memerlukan kerja sama banyak pihak dalam forum global.

Di antaranya, menurut dia, dalam menjaga hutan sebagai penyangga kehidupan di bumi seperti tema hari lingkungan hidup sedunia pada 2011.

Negara-negara berkembang, lanjut Presiden, pada prinsipnya berkomitmen dan memiliki anggaran khusus untuk menjaga hutan tropis mereka.

Meski demikian, kemampuan negara-negara berkembang pastinya terbatas karena mereka harus menyisihkan sebagian besar porsi anggaran untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Menjadi adil jika dunia pun berkontribusi terhadap upaya negara-negara yang ingin sungguh-sungguh menjaga dan melestarikan hutannya," demikian Presiden.
(D013)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011