Sekitar 28.500 tentara AS kini masih ditempatkan di Korea Selatan, dan ini adalah warisan dari Perang Korea 1950-53.
Seoul (ANTARA News/Yonhap-OANA) - Angkatan udara Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS), Senin, meluncurkan latihan gabungan besar-besaran yang dilakukan secara teratur untuk simulasi mempertajam kemampuan kerja sama mereka dalam situasi perang, kata Angkatan Udara Korea Selatan.
Latihan tahunan `Max Thunder`, yang akan berlangsung sampai Jumat itu, melibatkan sekitar 60 pesawat tempur, termasuk armada jet tempur F-15K dari Korea Selatan dan pesawat tempur F-16 serta pesawat udara pengintai AWACS dari Amerika Serikat, kata Angkatan Udara dalam pernyataan tertulisnya.
Sekitar 300 pilot dari dua negara sekutu dimobilisasi untuk latihan di atas wilayah udara barat daya Semenanjung Korea, kata para pejabat Angkatan Udara.
"Latihan tahun ini bertujuan untuk memungkinkan penerbang mereka melakukan praktik perang melawan keterampilan dalam situasi pertempuran yang realistis," kata seorang pejabat Angkatan Udara.
Misi latihan meliputi simulasi pertempuran udara dengan empat atau delapan jet tempur dan menetralkan sistem pertahanan udara musuh dalam keadaan perang habis-habisan.
Ketegangan di Semenanjung Korea tetap tinggi setelah Korea Utara dua kali melakukan serangan mematikan kepada Korea Selatan tahun lalu - pada Maret 2010 - yang menenggelamkan kapal perang Korea Selatan Cheonan dan serangkaian pemboman pada November terhadap sebuah pulau selatan Yeonpyeong yang menewaskan empat orang termasuk dua warga sipil.
Sekitar 28.500 tentara AS kini masih ditempatkan di Korea Selatan, dan ini adalah warisan dari Perang Korea 1950-53. (H-AK)
(*)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011