Jakarta (ANTARA Newss) - Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta mengharapkan semua pihak turut serta berkomitmen dalam pelestarian dan pemanfaatan keberlanjutan keanekaragaman hayati serta pembagian keuntungan yang adil dan merata untuk kesejahteraan masyarakat.

"Kami berharap, adanya komitmen dari semua pihak untuk turut serta dalam pelestarian dan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati," kata Gusti Muhammad Hatta di Jakarta, Minggu, sehubungan dengan Hari Keanekaragaman Hayati 2011.

Hari Keanekaragaman Hayati yang diperingati setiap 22 Mei, kali ini mengangkat tema "Keanekaragaman Hayati Hutan" karena disadari hutan memiliki nilai yang sangat penting bagi kehidupan manusia.

Hutan sebagai sumber penyedia keanekaragaman hayati tertinggi tidak hanya menyimpan sumber daya alam berupa kayu, tetapi juga berfungsi dan mempunyai peranan penting dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global.

Hutan memiliki lebih dari 5.000 produk, mulai dari minyak yang diolah dari daun yang digunakan sebagai obat-obatan herbal, bahan bakar, pangan, furnitur dan pakaian, mencegah erosi tanah dan membantu mengatur iklim, menyediakan air bersih, serta penting untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan rakyat diseluruh dunia.

"Mempertahankan kekayaan keanekaragaman hayati hutan akan membantu kita untuk menghadapi krisis iklim, mengurangi kemiskinan, mendukung kesehatan manusia, dan mewariskan dengan keindahan hutan seperti yang masih kita nikmati hari ini kepada anak dan cucu kita," katanya.

Berdasarkan hasil pengukuran taksonomi pada 2007, keragaman spesies tumbuhan tinggi Indonesia yang telah terekam dan dipertelakan hingga saat ini adalah 31.746 spesies.

Dalam hal keanekaragaman spesies, jumlah spesies tumbuhan di Indonesia termasuk dalam lima besar dunia, dan 55 persen diantaranya merupakan tumbuhan endemik.

Data dari Kementerian Kehutanan pada 2008 menyebutkan bahwa luas hutan Indonesia mencapai 120,35 juta hektare namun setiap tahunnya terus berkurang.

Apabila laju deforestasi mampu dikurangi sampai 2020 dan mampu mengembalikan 15 persen dari hutan yang terdegradasi, serta mengelola semua hutan lestari, dan meningkatkan cakupan kawasan lindung menjadi 17 persen, maka Indonesia tidak hanya berperan dalam mencapai target global tetapi juga sekaligus melestarikan hutan.

Selain itu, upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengentaskan masyarakat dari garis kemiskinan, khususnya masyarakat sekitar hutan perlu lebih ditingkatkan.

"Seluruh institusi terkait diharapkan untuk menyusun rencana aksi pemanfaatan keanekaragaman hayati hutan secara berkelanjutan sebagai upaya untuk menciptakan sumber-sumber pendapatan alternatif, meningkatkan kapasitas masyarakat dalam agro forestry tepat guna, serta membangun rnekanisme pendanaan, jaringan pemasaran dan mitra kerjanya untuk menampung produk-produk pemanfaatan hasil hutan non kayu," katanya.

Penjaminan pembagian keuntungan yang adil dan merata kepada masyarakat pemelihara dan penyedia sumber daya genetik hutan, oleh pengguna sumber daya genetik tersebut juga harus dilakukan sesuai kesepakatan dunia yang tertuang dalam Protokol Nagoya tentang Akses Kepada Sumber Daya Genetik Dan Pembagian Keuntungan Yang Adil Dan Merata Dan Pemanfaatannya Atas Konvensi Keanekaragaman Hayati.

Keanekaragaman hayati hutan dapat dilestarikan dan dimanfaatkan secara berkelanjutan apabila didukung oleh kemauan politis yang cukup dengan melibatkan semua pihak baik berada di tingkat lokal, nasional dan regional untuk turut melestarikan keanekaragaman hayati hutan di seluruh muka dunia.

"Kami mendorong pemerintah daerah, akademisi, peneliti dan masyarakat di manapun berada untuk menyelenggarakan kegiatan dalam rangka merayakan hari keanekaragaman hayati ini dengan kegiatan yang menampilkan dan dapat menginspirasi tindakan lebih lanjut untuk melestarikan keanekaragaman hayati hutan guna meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya hutan," tambahnya.(*)
(T.D016/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011