"Maaf, pilot tak mengizinkan kalian masuk."

Washington (ANTARA News/AFP) - Sebanyak tiga imam, termasuk tokoh Muslim kelahiran Amerika Serikat (AS), yang akan menghadiri konperensi mengenai Islamofobia dikeluarkan dari pesawat domestik AS karena ketakutan pihak keamanan, kata ketiga ulama itu dan satu perusahaan penerbangan, Sabtu (7/5).

Dua imam naik satu pesawat dari Memphis, Tennessee, menuju Charlotte, North Carolina, pada Jumat (6/5). Tapi, keduanya dipaksa kembali ke terminal sehingga "pemeriksaan tambahan" bisa dilakukan atas diri mereka, kata juru bicara Atlantic South Airlines (ASA), perusahaan penerbangan Delta Connection, yang mengoperasikan pesawat tersebut.

"Kami melakukan langkah pengamanan dan keselamatan secara sungguh-sungguh, dan peristiwa itu dilakukan di bawah penyelidikan," kata juru bicara Jarek Beem. Ia menambahkan, kedua pria tersebut diterbangkan dengan pesawat berikutnya.

ASA sedang menyelidiki kejadian tersebut, "dan kami dengan tulus meminta maaf atas ketidaknyamanan yang mungkin ditimbulkan oleh kejadian ini", kata Beem.

Imam Al-Amin Abdul-Latif, kelahiran AS, dari Long Island, dilarang naik pesawat American Airlines dari New York ke Charlotte, Jumat larut malam. Ia diberi tahu agar kembali ke bandar udara LaGuardia untuk naik pesawat Sabtu pagi, tapi lagi-lagi dilarang naik pesawat, tanpa penjelasan, kata putra Abdul-Latif.

"Pagi ini kami pergi ke perusahaan penerbangan, dan agen tiket memberi tahu ayah saya perusahaan penerbangan tak mengizinkan dia terbang naik pesawat perusahaan itu. Itu lah kata-kata perempuan agen tersebut," kata Abu Bakr Abdul-Latif kepada AFP, Minggu.

Ia menimpali, "Tak ada bisa ayah saya lakukan." Ia akhirnya pergi ke konperensi Charlotte tanpa ayahnya.

Masudur Rahman, warga tetap AS dari India dan mantan imam Memphis, yang mengajarkan bahasa Arab di University of Memphis, mengatakan bahwa dirinya dan seorang ulama lagi, warga tetap AS dari Mesir yang mengenakan pakaian Islami dari pundak sampai mata kaki, dikeluarkan dari pesawat ASA 5452 dan diharuskan menjalani pemeriksaan keamanan baru.

"Tapi, ketika kami kembali memasuki pesawat, penyelia Delta mengatakan, `Maaf, pilot tak mengizinkan kalian masuk`," kata Rahman.

Delta berunding lama dengan pilot pesawat, lalu memberi tahu Rahman --yang mengatakan ia diberi tahu "sebagian penumpang mungkin merasa tak nyaman" dengan kehadiran mereka di pesawat tersebut.

"Saya kira mereka tentu saja sedih dengan besarnya ketidaknyamanan mereka, tapi, kalian tahu, mereka mengerti apa yang sedang terjadi di dunia dan terutama sangat sensitifnya keadaan setelah tewasnya Osama bin Laden," kata Ibrahim Hooper dan Council on American-Islamic Relations kepada CNN.

Osama, pemimpin Al-Qaida yang dituduh oleh AS mendalangi serangan 11 September 2001 di World Trade Center (WTC) dan gedung Petangon, tewas pada Senin waktu setempat dalam serangan personel pasukan komando AS di Pakistan.

Al-Qaida mengakui gugurnya pemimpin mereka, dan telah berikrar akan melakukan pembalasan terhadap Amerika atas pembunuhan itu.
(Uu.C003/A011)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011